Menkeu Sebut Paket Kebijakan Jilid V Jokowi akan Perkuat Rupiah

Jakarta -Kemarin, pemerintah Joko Widodo (Jokowi) merilis paket kebijakan ekonomi terbaru jilid V. Ada dua aturan yang diterbitkan oleh pemerintah dalam paket kebijakan ini.

Pertama adalah soal insentif pajak dalam aksi revaluasi aset perusahaan, baik BUMN maupun swasta. Untuk kebijakan kedua adalah, penghapusan pajak berganda untuk kontrak kolektif dana investasi real estate (DIRE) atau yang biasa disebut REITs (Real Estate Investment Trust).

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menilai, paket tersebut akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia tak terkecuali nilai tukar rupiah.

“Karena kalau investor punya pemikiran positif, pasti akan mempengaruhi nilai tukar,” ujar Bambang usai Rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (22/10/2015) malam.

Menurutnya, fluktuasi yang terjadi dalam kurs rupiah saat ini memang wajar. Tidak ada mata uang negara mana pun yang bergerak stagnan.

“Biasa memang itu jalannya. Pasti fluktuatif. Tidak ada mata uang yang searah. Tapi yang paling penting memang trennya,” kata Bambang.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menilai, rentang rupiah saat ini memang sudah dalam prediksi BI.

Saat ini, dolar AS bergerak di kisaran level Rp 13.400. Volatilitas rupiah saat ini, dinilai Agus masih dalam perkiraan target BI.

Range rupiah, sebetulnya volatilitas yang ada masih di-range targetan BI di bawah 12%. Kalau di September volatilitas tinggi, di Oktober sudah kembali ke seperti yang kami perkirakan,” ujar Agus.

Agus menyebutkan, depresiasi rupiah di level 12% masih dalam batas wajar. Mata uang negara lain, kata Agus, lebih tertekan lagi bahkan mencapai 16%.

“(Volatilitas 12%) Oh nggak bahaya. Kami memang tidak ingin ada volatilitas yang tinggi untuk memberi kepercayaan pada masyarakat, kalau BI menjaga stabilitas kurs. Kalau dilihat beberapa negara berkembang tertekan volatilitasnya bisa 16%,” sebut Agus.

(drk/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*