Mengukur luas bisnis PWON

JAKARTA. Lesunya industri properti dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menggerogoti kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Emiten properti ini menunda peluncuran proyek dan memangkas target pra penjualan.

Selama periode sembilan bulan pertama tahun ini, PWON mencatat pendapatan Rp 3,56 triliun, naik 30,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih justru melorot 11,36% menjadi Rp 1,17 triliun.

Fikri Syuhada, Analis Panin Sekuritas, memaparkan, penyebab penurunan laba bersih PWON akibat kenaikan beban bunga. Ini adalah dampak penerbitan obligasi sekitar US$ 200 juta pada kuartal II 2014.

“Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sepanjang tahun 2015 menimbulkan rugi kurs signifikan, sehingga menekan laba PWON,” ujar Fikri dalam riset akhir Oktober.

Untungnya, rugi kurs pada kuartal III membaik dibandingkan kuartal II, berkat mulai efektifnya aksi lindung nilai. Rugi KURS PWON tercatat Rp 139,51 miliar. Padahal sembilan periode yang sama 2014 PWON mengantongi keuntungan kurs Rp 5,92 miliar.

Yudi Ilhamsyah, Analis Samuel Sekuritas, memproyeksikan, rugi kurs PWON dapat menurun pada kuartal IV. “Seharusnya dapat lebih baik karena nilai tukar rupiah sudah menguat,” ujar Yudi kepada KONTAN, Kamis (19/11).

Mengacu hal tersebut Yudi memproyeksikan, rugi kurs PWON akan berkurang menjadi sekitar Rp 120 miliar pada akhir 2015. Ini berdasarkan asumsi nilai tukar rupiah akhir tahun akan bertengger sekitar level Rp 13.500. Perseroan merevisi target marketing sales menjadi Rp 3 triliun, dari sebelumnya Rp 3,4 triliun.

PWON memangkas target lantaran penundaan peluncuran gedung perkantoran di Kota Kasablanka ke tahun depan. Hingga September 2015, PWON mengantongi marketing sales Rp 2,5 triliun. Jumlah ini setara 83,3% target baru.

Sebagian besar perolehan marketing sales hingga akhir kuartal III disokong penjualan landed house dengan kontribusi 52%. Kondominium mengontribusi 48%. Yudi yakin, sisa target marketing sales dapat terkejar pada kuartal IV 2014.

Hal ini lantaran biasanya pada akhir tahun permintaan properti akan membaik terkait faktor musiman. Prediksi Yudi, sampai akhir tahun 2015 marketing sales penjualan rumah tapak akan tumbuh paling kencang dibandingkan segmen lain.

Meski demikian, dia masih wait and see terhadap permintaan properti tahun depan. Terlebih, kondisi oversupply segmen perkantoran masih akan terjadi tahun depan. Fikri senada, dia melihat kondisi oversupply di segmen perkantoran masih berlanjut tahun depan.

Selain itu penjualan apartemen mewah juga diprediksi melambat. “Kami melihat marketing sales PWON pada tahun 2015 dan 2016 akan tumbuh single digit,” imbuhnya. Fikri merekomendasikan hold saham PWON dengan target harga Rp 460.

Yudi merekomendasikan hold dengan target Rp 465. Maula Adini Putri, analis Ciptadana Securities memasang buy dengan target Rp 620.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*