Menguat 8% dalam Sepekan, Akankah Rupiah Perkasa Lagi?

Jakarta -Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin agresif. Dalam sepekan, rupiah sudah menguat sekitar 8%.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (9/10/2015), awal pekan ini dolar AS masih berada di level Rp 14.457, sementara di akhir pekan sempat turun di level terendahnya hingga Rp 13.290 atau melemah hingga 8,1%.

Dalam sehari kemarin, rupiah sudah naik sekitar 2% dari Rp 13.561 saat pembukaan perdagangan hingga Rp 13.290 di level terendahnya pekan ini.

Akankah rupiah naik lagi?

“Masih ada kemungkinan untuk naik lagi jika tidak ada pembalikan arah,” ujar Analis OSO Securities Supriyadi kepada detikFinance, Sabtu (10/10/2015).

Dia menjelaskan, kenaikan rupiah dalam sepekan ini memang cukup tinggi, bahkan menjadi yang tertinggi di Asia.

“Rata-rata return nya memang sudah cukup tinggi. Sepekan sudah naik sekitar 8%. Penguatan rupiah ini cukup sinifikan, kita tertinggi dibanding negara-negara Asia, mereka paling 3%, kita bisa di atas 5%,” terang dia.

Supriyadi menyebutkan, selain sentimen global yang membuat rupiah menguat karena bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diyakini tidak akan menaikkan tingkat suku bunganya tahun ini, sentimen positif dari kebijakan ekonomi pemerintah juga mendorong penguatan rupiah.

“Ada sentimen positif dari luar dan dalam negeri. rupiah sudah mulai bagus. Ke depan masih akan menguat asal tidak ada pembalikan arah,” tandasnya.

(drk/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*