Mengamankan Investasi Saat Dolar Melemah

FINANCEROLL – Salah satu pedoman pialang dalam perdagangan mata uang asing nampaknya tidak berjalan dengan semestinya. Pasangan mata uang yang diperdagangkan terlihat kehilangan arah dalam menggunakan indikator imbal hasil atas obligasi yang diterbitkan diantara kedua negara pasangan mata uang tersebut, khususnya yang berjangka pendek dengan masa penebusan sekitar dua tahun. Namun pola yang demikian ini nampaknya sulit dijalankan dalam perdagangan mata uang antara Dolar AS dengan Yen Jepang tahun ini. Lingkungan perdagangan mata uang asing nampaknya mengalami beberapa perubahan. Mata uang cadangan dunia khususnya pergerakannya lebih banyak didorong bukan hanya oleh besaran imbal hasil obligasinya, namun juga suku bunga utama yang dihadangkan dengan inflasi. Memang hal ini bukan hal yang baru, meski demikian pola hubungan terbaharukan ini bisa saja akan berlaku dalam masa yang panjang kedepannya. Langkah terbaik untuk melihat dan memperkirakan tren jangka panjang mata uang adalah dengan melihat rata-rata nilai tukar mata uang tersebut dengan rata-rata imbal obligasi itu sendiri. Kembalinya pola imbal hasil obligasi sebagai penggerak naik-turunnya Dolar AS merupakan konsekuensi dari berlakunya kebijakan suku bunga utama sebesar nol persen dan suku bunga negatif di tiga bank sentral besar dunia lainnya yang dijalankan dalam periode yang lama. Hal penting untuk diperhatikan dalam lingkungan bersuku bunga rendah adalah banyaknya informasi dan petunjuk yang bisa dibaca para pialang dibandingkan dalam masa suku bunga yang lebih pendek. Suku bunga yang nyata berperan lebih penting karena sulit bagi pihak-pihak tertentu untuk untuk menggerak-gerakkan. Sebaliknya ekspektasi akan inflasi akan menggerakkan dan berpengaruh lebih besar. Tak heran beberapa kebijakan stimulus yang dikeluarkan bank-bank sentral telah meninggalkan suku bunga jangka …


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*