Meneropong Prospek IPO Integra Indocabinet

INILAHCOM, Jakarta – PT Integra Indocabinet Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 35% dari modal ditempatkan atau sebesar 2,6 miliar saham dengan harga berkisar Rp210-315 per saham.

Dengan demikian, perseroan akan mendapatkan dana segar hasil IPO sebesar Rp564,9-848 miliar. Integra merupakan perusahaan kayu terintegrasi terbesar di Indonesia yang melayani pasar Amerika Serikat dan Indonesia.

Profil Perusahaan

Dari data yang kami dapatkan, Integra Group adalah salah satu perusahaan manufaktur pengolahan hasil kayu terbesar di Indonesia yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989 dan berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Produk utamanya ialah produk olahan kayu yang tak lain adalah furnitur yang diperuntukkan untuk penggunaaan di dalam ataupun luar ruangan bagi konsumen rumah tangga, perkantoran ataupun perhotelan. Selain itu, juga memproduksi pintu kayu, bingkai jendela kayu, dan produk-produk lain yang terbuat dari kayu atau rotan.

Sejak berdiri hingga kini, perusahaan telah melakukan penambahan lini bisnis untuk menopang kinerjanya, adapun pembentukan anak usaha agar lebih fokus dalam melalukan produksi masing-masing. Tercatat, untuk pengolahan kayu, perusahaan memiliki lima pabrik yang dioperasikan oleh anak usaha a.l Integra Indocabinet, Intertrend Utama, Interkraft, Intera Indonesia; dan Woodne Integra Indonesia.

Tidak hanya memproduksi produk olahan kayu, perusahaan juga mendirikan anak usaha, Integriya Dekorindo, pada 2013 sebagai toko ritel furniture dan distribusi. Dan yang terbaru, perusahaan telah mendirikan Thema Home sebagai anak usaha untuk merek ritel untuk kelas customer menengah ke atas. 

Adapun produk-produk besutan perusaan telah terekspor dan melayani para pelanggannya di AS, Kanada, dan Eropa dengan porsi penjualan sebesar 80 persen untuk ekspor dan sisanya untuk penjualan dalam negeri.

Fasilitas produksi perseroan di Sidoarjo mencakup area seluas 300.000 meter persegi dengan total tenaga kerja sebanyak 5.500 orang. Serta juga memiliki fasilitas produksi yang berada di Lamongan dengan luasan area sebesar 150.000 meter persegi dan total tenaga kerja sebanyak 1.600 orang, total tenaga kerja dari 2 fasilitas produksi tersebut sebanyak 7.100 orang.

Integra Group mampu menghasilkan produk-produk terbaik dengan harga yang kompetitif yang dikarenakan memiliki sistem pengelolaan produksi dari awal hingga akhir. Hampir setiap bagian dari sebuah pohon dipergunakan seluruhnya untuk proses produksi sehingga tidak ada bagian yang tidak terpakai, melainkan diubah menjadi produk furnitur dengan kualitas material yang sempurna. 

Integrasi hulu dan hilir dari Integra Group yang menjadi faktor pembeda antara perusahaan ini dengan kompetitor lain, terutama dalam hal kesinambungan di dalam industri pengolahan hasil hutan.

IPO Perusahaan

Dari dana IPO yang diperoleh setelah dikurangi dengan berbagai macam biaya administrasi IPO, sekitar 56% akan digunakan untuk belanja modal yakni pembelian mesin dan peralatan seiring dengan pengembangan kegiatan usaha dan pembelian tanah serta pembukaan outlet, sekitar 33% akan digunakan untuk membayar utang dan sisanya sebagai modal kerja.

Pada 2016, total aset Integra Indocabinet mencapai Rp3,08 triliun atau tumbuh 53% dari posisi Rp2,01 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan bersih perusahaan per akhir 2016 mencapai Rp1,32 triliun, atau tumbuh 18,9% dari posisi Rp1,11 triliun pada 2015.

Sementara itu, beban pokok penjualan perseroan tercatat menurun. Pada 2016, beban penjualan Integra Indocabinet mencapai Rp865,22 miliar, turun dari posisi Rp876,99 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Stabilnya beban pokok penjualan membuatperolehan laba kotor naik signifikan. Pada 2016, laba kotor perusahaan mencapai Rp458,18 miliar, tumbuh 89,5% dari posisi Rp241,7 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan produk Integra Indocabinet pada 2016 lebih banyak di pasarkan di luar negeri sehingga memperoleh nilai Rp1,02 triliun dan penjualan di Indonesia mencapai Rp296,48 miliar. Adapun besaran laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2016 senilai Rp140,69 miliar, naik Rp102,8 miliar atau menguat hingga 271% dari posisi Rp37,89 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pihaknya berharap pernyataan efektif dari proses IPO ini akan diberikan Otoritas Jasa Keuangan pada 16 Juni 2017 setelah melewati masa bookbuilding pada 24 Mei – 6 Juni 2017. Sedangkan masa penawran umum pada 19-20 Juni 2017. Sehingga, saham Integra Indocabinet bisa dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Juni 2017.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Bahana Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT BCA Sekuritas.

Analis Senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, dari sisi industri, seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat dan mulai pulihnya sektor properti yang diharapkan dapat bertahan ke depannya, kebutuhan akan furniture akan mengalami peningkatan. 

Selain itu, pemerintah bertekad memacu pengembangan industri mebel dan kerajinan nasional melalui penguatan koordinasi di lintas kementerian dan lembaga. “Langkah sinergis yang dilakukan, antara lain untuk menjamin ketersediaan bahan baku, memberikan insentif untuk meningkatkan ekspor dan mendorong investasi di sektor yang berbasis hasil hutan tersebut,” kata Reza di Jakarta, Rabu (31/5/2017).

Dengan demikian, kata dia, manajemen memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan proporsi penjualan di dalam negeri dari yang ada selama ini di mana lebih besar porsi untuk penjualan ekspor. 

Mulai pulihnya ceruk pasar properti di dalam negeri juga tampaknya dimanfaatkan oleh penyedia-penyedia furniture asing, seperti IKEA asal Swedia dan beberapa perusahaan furniture asing lainnya yang tergolong PMA. “Dengan demikian, akan dapat menjadi peluang untuk perusahaan dalam memperbesar porsi penjualannya di dalam negeri,” tutur dia.

Tidak lupa juga ialah demand dari customer. Permintaan akan produk-produk kayu di masyarakat masih ada namun, yang perlu diperhatikan ialah produk olahan kayu atau furniture yang sesuai dengan tren atau mode di masyarakat. 

“Pengembangan produk yang sesuai dengan gaya hidup dan tren saat ini akan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk dapat tetap bertahan atau exist dalam persaingan furniture khususnya di dalam negeri,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*