JAKARTA. Fluktuasi harga minyak rupanya juga menyeret fluktuasi pada indeks global. Harga minyak saat ini bergerak direntang US$ 30 per barel membuat saham-saham di sektor energi tumbang. Imbasnya, indeks global juga turut terseret turun.
Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise mengatakan, harga minyak pada tahun ini tidak akan lebih tinggi dari US$ 40 per barel. Perbaikan harga yang sempat terjadi beberapa waktu lalu trennya tidak akan terlalu signifikan apalagi bisa kembali ke harga normal.
“Minyak tahun ini paling tinggi sekitar US$ 37 per barel dan sedangkan terendah itu US$ 27. Nah yang terendah kan kemarin kita sudah alami tuh dan keliatan banget kan efeknya,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (3/2).
Berbeda, Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakkan bahwa tahun ini sektor energi akan mengalami perbaikan. Ia memprediksi pergerakan minyak tahun bisa mencapai level US$ 60 per barel. Gas juga mengalami peningkayan disebabkan cuaca ekstrim yang melanda sebagian negara.
“Energi membaik, tapi minyak memang tidak bisa menguat terlalu banyak paling tinggi US$ 50- US$ 60 per barel,” ujarnya
—
Distribusi: Kontan Online
Speak Your Mind