Menanti Pidato Bernanke, Rupiah Naik Tipis

Menanti Pidato Bernanke, Rupiah Naik Tipis

INILAH.COM, Jakarta – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (3/1/2014) diprediksi menguat terbatas seiring penantian pasar atas pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke besok.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, semalam pasar sudah mendapatkan rilis data AS yang diprediksi cukup variatif. Klaim pengangguran AS sudah diprediksi berkurang dari 338 ribu menjadi 334 ribu. Tapi, indeks Manufaktur ISM AS diprediksi turun dari 57,3 menjadi 56,8.

Menurut Firman, berkurangnya klaim pengangguran cukup positif untuk dolar AS tapi penurunan indeks manufaktur justru negatif sehingga sentimennya menjadi variatif.

“Karena itu, rupiah cenderung menguat terbatas dalam kisaran 12.120 hingga 12.200 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Akan tetapi, lebih jauh Firman menjelaskan, secara umum data tersebut masih menopang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Meski kondisi ini bisa menguatkan dolar AS, tapi karena pasar mendapat sentimen positif dari dalam negeri, pasar masih bisa memberikan topangan penguatan untuk rupiah,” ungkap dia.

Setidaknya, kata dia, kalaupun dolar AS masih cenderung menguat, pelemahan rupiah akan cenderung terbatas. “Di sisi lain, kalaupun rupiah menguat juga akan terbatas dan sulit mengharapkan penguatan yang berkelanjutan,” timpal dia.

Sebab, kata Firman, Sabtu (4/1/2013) pasar mengantisipasi pidato dari Gubernur The Fed Ben Bernanke. “Karena itu, pasar cenderung wait and see untuk melihat bagaimana outlook kebijakan moneter AS,” tuturnya.

Kemungkinan, kata dia, Bernanke menegaskan program tapering Fed akan berjalan mulus. Hanya saja, sebelumnya Bernanke mengutarakan, bahwa tapering masih akan tergantung pada kondisi ekonomi di AS.

“Jika pemulihan ekonomi berlanjut tapering akan berlanjut. Tapi, jika tidak ya tidak. Dari sisi ini sentimennya cenderung netral jika Bernanke kembali menegaskan pernyataannya seperti itu,” ucapnya.

Jadi, kata Firman, pembelian obligasi sebesar US$75 milir pada Januari 2014, bulan Februari pun kemungkinan sebesar US$75 miliar. “Pada Januari, Fed mengagendakan pertemuan. Kita harus lihat lagi apakah Fed akan menambah jumlah tapering-nya atau dipertahankan di level yang sama,” ungkap dia.

Sementara itu, jika Fed kembali membeli obligasi sebesar US$80 miliar dinilai dia agak sulit. Sebab, secara historis jika sudah dikurangi, berikutnya adalah dikurangi lebih lanjut atau dipertahankan. “Apalagi, data ekonomi AS belakangan ini masih cukup positif,” imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (2/1/2014) ditutup menguat 5 poin (0,04%) ke 12.155/12.170. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*