Menaksir Hasil FOMC

shadow

FINANCEROLL – Ada beberapa indikasi yang bisa dipergunakan dalam memperkirakan apa hasil pertemuan reguler Bank Sentral yang sedianya akan diumumkan pada Rabu (29/07) pukul 02.00 sore waktu setempat.

Jajak terkini dari Bloomberg menyatakan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga tidak akan diambil pada minggu ini, para investor bisa mengira dari berbagai pernyataan yang bisa mengarah pada naiknya suku bunga setidaknya pada September nanti. Peluang kenaikan ini masih berkisar 50 persen. Meski demikian, berbagai indikator dan pernyataan sepanjang bulan Juli ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagaimanapun juga Juli adalah bulan sebelum September, apapun yang sekiranya terjadi di bulan depan tentu akan berdasar pada apa yang berlaku pada bulan ini. Hanya masalahnya adalah sejauh mana The Fed bisa terbuka dalam hal ini untuk menyatakan sejauh mana kira-kira kebijakan akan dilakukannya.

Mengacu pada hasil pertemuan pada bulan Juni, para pejabat The Fed memperbaharui proyeksi pertumbuhan ekonomi AS per kuartal dan menyatakan bahwa pertumbuhan suku bunga sebesar 2% ditahun ini bisa saya terjadi, berdasarkan  proyeksi 17 anggota komisi. Gubernur Bank Sentral Wilayah Richmond Jeffrey Lacker lebih suka menaikkan suku bunga selekasnya. Hal ini bisa menjadi indikasi awal bahwa diantara peserta pertemuan rutin tersebut ada pihak yang ingin suku bunga tidak nol lagi. Lacker meski sangat ingin suku bunga naik, namun tidak ekstrim. Jika Lacker pada pertemuan minggu ini tetap menyuarakan keinginannya dan bisa mempengaruhi anggota lainnya, maka kenaikan suku bunga pada bulan September ataupun Oktober akan semakin berpeluang besar terjadi. Sejak 2006, The Fed tidak pernah menaikkan suku bunganya.

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen didepan Kongres AS pada 15 Juli kemarin menyatakan bahwa jika perekonomian terus berkembang secara bertahap sebagaimana harapan mereka, tentu akan menjadi pertimbangan untuk memutuskan kenaikan suku bunga di tahun ini yang sejak 2008 telah dipertahankan pada 0.00%. Memang paar tenaga kerja AS saat ini telah lebih baik, namun masih belum cukup baik sebagaimana target awal. Angka pengangguran sebesar 5,3% saat ini masih mendekati posisi normal, pasar tenaga kerja tumbuh namun belum sepenuhnya terserap. Dengan kata lain, The Fed masih belum puas hingga disini. Dalam pernyataannya tersebut, Yellen menegaskan bahwa tren pertumbuhan lapangan kerja sesuai dengan arah, setidaknya dengan pertumbuhan yang kecil ini mengindikasikan banyak tenaga kerja yang tidak mencari pekerjaan namun mereka akan mencarinya jika pasar tenaga kerja sendiri telah kuat kembali. Tingkat upah mengalami pertumbuhan secara konsisten ditengah kondisi pasar tenaga kerja yang masih lemah.

FOMC mungkin bisa menitik beratkan pada angka inflasi diluar makanan dan energi setelah harga minyak dan beberapa komoditi lainnya anjlok dalam beberapa minggu ini. Inflasi akan terus berlanjut dibawah pandangan Komisi, dimana sebagian mencerminkan penurunan yang terjadi sebelumnya di harga energi dan penurunan harga impor non energi; harga energi nampaknya stabil. Dalam pernyataan pada Juni silam, FOMC  menyatakan bahwa target inflasi 2%, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) telah anjlok 20% sejak saat itu.

Meski ada beberapa perubahan, diperkirakan bahasanya bisa saja masih sama dengan hasil pertemuan pada Juni kemarin. (Lukman Hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*