Melemah, Rupiah Berakhir di Level Rp 11.568

TEMPO.CO, Jakarta – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar sepanjang hari sebagai imbas pergerakan mata uang greenback yang cenderung menguat. Data-data ekonomi Amerika Serikat yang terus membaik telah membangun optimisme bahwa perekonomian AS mulai membutuhkan situasi moneter yang lebih ketat. Walhasil, daya tarik aset-aset bernilai dolar di hadapan investor pun kembali meningkat. (Baca: Rupiah Loyo, Pemerintah Tertekan Utang Dolar)

Di luar tingkat pengangguran Juni yang sudah berada pada level 6,1 persen, inflasi inti AS (core CPI) pada Juni dilaporkan tumbuh 0,1 persen. Sementara itu, angka penjualan rumah AS (existing home sales) bertambah menjadi 5,04 juta unit, naik 2,6 persen dari bulan sebelumnya yang hanya berjumlah 4,91 juta unit. Fakta tersebut akhirnya semakin memunculkan spekulasi terjadinya percepatan suku bunga The Fed–bank sentral AS.

Analis valuta asing, Lindawati Susanto, membenarkan kurs rupiah tertekan akibat penguatan dolar ini. Sebab, menurut dia, dengan kinerja perekonomian AS yang terus mengalami pertumbuhan pada Juni, dolar memang semestinya berada dalam tren penguatan. “Saat perekonomian AS terus menunjukkan proses recovery, kurs dolar tentu akan cenderung menguat,” ujarnya. (Baca: Pelemahan Rupiah Tahan Laju Indeks Saham)

Sementara itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh kebijakan intervensi Bank Indonesia (BI) yang mengkhawatirkan penguatan rupiah yang terlalu tajam belakangan ini. Depresiasi rupiah yang hanya terdorong euforia tanpa perbaikan kondisi fundamental perekonomian dinilai BI rawan dengan volatilitas. “Koreksi rupiah juga dipengaruhi langkah-langkah intervensi BI,” Lindawati menjelaskan. (Baca: Rupiah Kembali Ke Level Rp 11.700-an)

MEGEL

Terpopuler:
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*