Mayoritas mata uang Asia perkasa, rupiah melempem

SEOUL. Mata uang Asia menuju penguatan mingguan terbesar dalam sebulan terakhir pekan ini (27/6). Hal itu tercermin pada indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar yang naik 0,2% dalam periode lima hari terakhir. Sementara, jika ditotal, penguatan indeks yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang ini mencapai 0,6% di sepanjang kuartal dua.

Kenaikan indeks tersebut disokong oleh penguatan sejumlah mata uang regional. Misalnya saja, pada pukul 12.21 waktu Seoul, won Korea Selatan menguat 0,7% menjadi 1.014,05 per dollar AS; dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,905 per dollar AS, dan ringgit Malaysia menguat 0,4% menjadi 3,2102 per dollar AS.

“Won Korea memiliki performa yang cukup baik dan hal itu akan berlanjut seiring surplus neraca perdagangan,” jelas Mirza Baig, analis BNP Paribas SA di Singapura. Dia menambahkan, beberapa waktu belakangan arus dana besar-besaran masuk ke pasar saham Taiwan. “Artinya, ada sokongan dari segi fundamental bagi mata uang dollar Taiwan,” imbuhnya.

Bagaimana dengan rupiah? berbeda dengan mayoritas mata uang asia lainnya, rupiah bergerak melemah. Sepanjang pekan ini, pelemahannya mencapai 1,1% menjadi 12.103 per dollar AS. Bahkan pada transaksi pagi tadi, nilai tukar rupiah menempati level terendah dalam empat bulan terakhir yakni di level 12.110.

Salah satu penyebab pelemahan rupiah antara lain membengkaknya defisit neraca perdagangan Indonesia pada April yang mencapai US$ 1,96 miliar.

Editor: Barratut Taqiyyah

Sumber: Bloomberg


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*