Masyarakat Riau Diimbau Jangan Idolakan Sawit

Wednesday, 11 March 2015, 01:00 WIB

INHABITAT.COM

Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU — Anggota Komisi B DPRD Riau yang membawahi bidang ekonomi, Eva Yuliana, mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu mengidolakan komoditas sawit sebagai produk unggulan karena banyak komoditi pokok lainnya yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.

“Iya, jangan terlalu mengidolakan sawit. Seperti di Kampar ada program pelatihan menanam bawang merah dan cabai yang nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi daripada sawit,” katanya di Pekanbaru, Selasa (10/3).

Lebih lanjut dikatakannya bahwa komoditas sawit tidak berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan lokal karena sebagian besar tujuannya ekspor. Sedangkan bawang merah dan cabai banyak dibutuhkan oleh masyarakat Riau sendiri, namun pasokannya bergantung pada provinsi lain.

Dia mengatakan Provinsi Riau tidak bisa selamanya bergantung kebutuhan pokok dan sayur mayur kepada Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Bisa saja, kata dia, suatu waktu jalur transportasi putus, otomatis harga akan naik. “Itu kalau barangnya ada, coba kalau tidak ada bisa kelaparan Riau ini,” imbuhnya.

Selain itu, akibat terlalu mengidolakan sawit sebagai komoditas unggulan, banyak sekali terjadi alih fungsi lahan di Riau. Lahan pertanian menyusut sehingga ketergantungan bahan kebutuhan pokok semakin bertambah.

Redaktur : Satya Festiani
Sumber : Antara

Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa yang berwudhu lalu menyempurnakannya, lunturlah dosa-dosanya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.”( HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*