Market Outlook May 22-26, 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat secara signifikan  dan mencetak rekor baru oleh sentimen positif dari Standard & Poors (S&P) yang menaikkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi atau investment grade, sehingga secara mingguan bursa ditutup dengan menguat ke level 5,791.88, bahkan sempat melejit melewati 5800 di 5825.

Untuk minggu berikutnya (22-26 Mei), IHSG nampaknya akan sempat terkena penyesuaian aksi profit taking dengan kemungkinan masih berada di seputar range atas. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5825 dan 5860, sedangkan support di level 5577 dan kemudian 5486.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak terkoreksi dalam pasar yang cukup fluktuatif oleh perkembangan politik dan ekonomi domestik belakangan ini, di mana secara mingguan rupiah sedikit melemah di level 13,326. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,381 dan 13,420, sementara support di level 13,273 dan 13,243.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data New Home Sales pada Selasa malam; berikutnya rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan pengumuman FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari serta data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m dan Prelim GDP q/q pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Selasa sore; selanjutnya rilis Second Estimate GDP q/q Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: kurang rilis data penggerak pasar pada minggu ini.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah secara mingguan sebesar 2%, yang terburuk dalam setahun ini, oleh situasi krisis politik dalam negeri di US, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun ke level 97.65.

EURUSD, pekan lalu terpantau naik ke level 1.1197. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0838 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1300 dan kemudian 1.1426.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3033 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3121 dan kemudian 1.3446, sedangkan support pada 1.2829 dan 1.2755.

USDJPY,  minggu lalu berakhir melemah ke level 111.38. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.12 dan 114.36, serta support pada 110.22 serta level 109.58.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7451. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7330 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7555 dan 0.7609.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed dengan perhatian kepada pergerakan di bursa Wall Street yang fluktuatif. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 19,710. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20030 dan 20045, sementara support pada level 18840 dan lalu 18200. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir stabil di sekitar sekitar level 25174, termasuk posisi 21 bulan tertingginya. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25635 dan 27470, sementara support di  23723 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau agak mixed terpengaruh oleh situasi gejolak politik di sekitar Gedung Putih yang dalam tarik ulur pro atau kontra terhadap Donald Trump. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 20629.73, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21069 dan 21167, sementara support di level 20458 dan 20344. Index S&P 500 minggu lalu melemah terbatas ke level 2347.89, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2398 dan 2405, sementara support pada level 2327 dan 2301.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat memetik gain terbaiknya dalam lima minggu terakhir oleh karena situasi gejolak politik pemerintah US yang meningkatkan permintaan asset safe haven kembali, sehingga berakhir dalam harga emas dunia menguat ke level $1253.80 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1271 dan berikut $1295, serta support pada $1215 dan $1195. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp537,687.

Apa yang terjadi di pasar global ternyata memiliki dampak kaitan yang erat dengan dinamika pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas punya pengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia dengan jeli dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus di-monitor terus. Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai satu-satunya media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*