Market Outlook June 5–9, 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau agak menguat terbantu sentimen positif kenaikan bursa regional yang membuat indeks rebound dari tekanan aksi ambil untung sebelumnya, sehingga secara mingguan bursa ditutup sedikit menguat ke level 5,742.45.

Untuk minggu berikutnya (5-9 Juni), IHSG nampaknya masih seputar konsolidasi sementara menantikan lagi signal sentimen bursa global dan kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5875 dan 5930, sedangkan support di level 5672 dan kemudian 5577.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat mengalami penguatan sementara memang dollar AS sedang dalam tekanan di pasar global, di mana secara mingguan rupiah sedikit menguat di level 13,301. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,344 dan 13,434, sementara support di level 13,261 dan 13,243.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Senin malam; berikutnya rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Services PMI Inggris pada Senin sore; selanjutnya rilis pengumuman Minimum Bid Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah 0.00%; ditutup dengan data Manufacturing Production m/m Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia:berupa pengumuman Cash Rate RBA Australia pada Selasa siang yang diperkirakan bertahan di level 1.50%; dilanjutkan dengan rilis data Trade Balance China pada Kamis pagi.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah ke posisi tujuh bulan terendahnya oleh data tenaga kerja US yang mengecewakan, di mana secara mingguan index dollar AS melemah ke level 96.63.

EURUSD, pekan lalu terpantau naik ke level 1.1280. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1108 dan 1.0838, sementara resistance pada 1.1300 dan kemudian 1.1426.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat stabil seputar level 1.2878 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3041 dan kemudian 1.3121, sedangkan support pada 1.2767 dan 1.2500.

USDJPY,  minggu lalu berakhir melemah ke level 110.40. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.12 dan 114.36, serta support pada 109.58 serta level 108.12.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7438. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7330 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7515 dan 0.7609.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat namun kemudian terpangkas di akhir minggu; bursa terangkat sentimen penguatan di Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 20,155. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20680 dan 20940, sementara support pada level 19285 dan lalu 18840. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 25924, termasuk posisi 21 bulan tertingginya. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26260 dan 27470, sementara support di 25025 dan 23723.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat mencetak rekor baru mengabaikan laporan tenaga kerja yang bertumbuh di bawah ekspektasi pasar. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalam rekor ke level 21068.71, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21223 dan 21280, sementara support di level 20754 dan 20458. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2439.07, juga mencetak rekor tertinggi baru, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2460 dan 2500, sementara support pada level 2347 dan 2327.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau berlanjut menguat oleh data tenaga kerja AS yang kurang menggembirakan, sehingga berakhir dalam harga emas dunia menguat ke level $1278.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1295 dan berikut $1337, serta support pada $1246 dan $1215. Di Indonesia, harga emas terpantau agak melemah ke level Rp536,463.

Berita pasar, apakah isyu dari kawasan Eropa atau Amerika, atau dari the Fed, acapkali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Sering juga spekulasi pasar terbentuk untuk menggerakkan pasar itu sendiri. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*