Market Outlook 28 November – 2 December 2016

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau masih melemah dengan dana asing yang keluar dari pasar modal serta pelemahan rupiah, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 5,122.10. Untuk minggu berikutnya (28 November – 2 Desember), IHSG kemungkinan masih dalam tekanan dan konsolidatif, termasuk dalam risiko jika ada demo pada 2 Desember. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5200 dan 5375, sedangkan support di level  5043 dan kemudian 4965.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat melemah lagi sementara juga dollar terus perkasa di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,515. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,680 dan 13,723, sementara support di level 13,100 dan 13,000.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Prelim GDP q/q dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; diikuti dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan ISM Manufacturing PMI pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Non-Farm Employment Change  dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Bank Stress Test Results Inggris dan pidato ECB President Draghi pada Rabu sore; diteruskan dengan rilis Manufacturing PMI Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI dan Caixin Manufacturing PMI China pada Kamis pagi.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat masih menguat –walau lebih terbatas- dengan keyakinan investor bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik tipis ke level 101.230.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun terbatas ke level 1.0593. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0525 dan 1.0463 sementara resistance pada 1.0820 dan kemudian 1.1135.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat naik ke level 1.2477 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 112.56. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.50 dan 113.85, serta support pada 106.00 serta level 101.22.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7449. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7580 dan 0.7780.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan pelemahan mata uang Asia yang memberi prospek terhadap kinerja ekspor. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 18,381. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 18570 dan 20045, sementara support pada level 16120 dan lalu 15915. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 22723. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23620 dan 24365, sementara support di 21715 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau masih menguat dan mencetak rekor tertinggi barunya oleh Trump effect yang memicu optimisme investor terhadap perekonomian yang akan lebih bebas dan bertumbuh. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat memecahkan rekor tertinggi ke level 19142.42, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 19143 dan 19200, sementara support di level 18725 dan 17880. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2181.77, sempat di rekor intraday-nya pada 2211, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2212 dan 2230, sementara support pada level 2150 dan 2080.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih melorot di level 9.5 bulan terendahnya dengan tekanan kekuatan dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang tergelincir ke level $1181.26 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1210 dan berikut $1337, serta support pada $1170 dan $1125. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp516,670.

Pasar yang terus saja bergejolak belakangan ini membuat banyak forum diskusi di antara kalangan investor digiatkan. “Pasar mau ke mana?” begitu yang sering jadi topik hangat diskusi. Memang benar hanya si pasar sendiri yang tahu arah pergerakan pasar. Namun demikian, perilaku pasar dapat dipelajari juga, bukan? Bagi mereka yang telah lama berpengalaman merasakan denyut naik turunnya pasar, biasanya akan cukup  bijak untuk melihat pasar dari sudut “bird-eye view”. Vibiznews.com pastinya punya kapabilitas itu sebagai media spesialisasi investasi yang berpengalaman. Mari bersama kami memanfaatkan gerak pasar dan jadilah investor yang ‘profitable’. Tetaplah bersama kami, Anda akan terbantu dalam pengambilan keputusan investasi Anda. Terima kasih pembaca karena telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*