Market Outlook 19-23 December 2016

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau melemah oleh aksi profit taking investor asing serta sentimen pelemahan rupiah, sehingga secara mingguan bursa ditutup terkoreksi tipis 1% ke level 5,231.65.

Untuk minggu berikutnya (19-23 Desember), IHSG terlihat masih konsolidasi walau ada peluang penguatan dengan tren positif yang belum habis. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5308 dan 5375, sedangkan support di level 5210 dan kemudian 5092.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat balik melemah dengan dollar yang melejit kuat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah terbatas ke level 13,385. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,520 dan 13,615, sementara support di level 13,275 dan 13,160.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m, Final GDP q/q, dan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Revised UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diteruskan dengan rilis Current Account Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman BOJ Policy Rate pada Selasa pagi yang diperkirakan tetap berada di level negative -0.10%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar lanjut menguat ke level 14 tahun tertingginya setelah keputusan kenaikan bunga oleh the Fed dan perkiraan bahwa tahun depan setidaknya akan ada tiga kali kenaikan lagi, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 103.020.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau merosot ke level 1.0432, posisi dua tahun rendahnya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0367 dan 1.0342 sementara resistance pada 1.0670 dan kemudian 1.0875.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat turun ke level 1.2470 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir melejit ke level 118.17. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 120.02 dan 123.79, serta support pada 114.75 serta level 111.25.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7366. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7580 dan 0.7780.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan bias menguat oleh pelemahan mata uang yen, sementara bursa kawasan China melemah karena cadangan devisa China yang tergerus. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau terus mengalami penguatan ke level 19,405. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20045 dan 20660, sementara support pada level 18210 dan lalu 17325. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 22078. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23077 dan 23620, sementara support di  21715 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berlanjut lagi menguat terdorong oleh optimisme pasar akan pemulihan ekonomi yang diindikasikan dengan kenaikan bunga the Fed. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 19843.41, menuju level psikologis 20000 dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 20000 dan 20100, sementara support di level 19085 dan 18545. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2258.07, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2277 dan 2300, sementara support pada level 2175 dan 2150.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terus tertekan di level 10.5 bulan terendahnya oleh keputusan kenaikan bunga the Fed dan perkiraan kenaikan yang berlanjut di tahun depan, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1131.22 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1180 dan berikut $1200, serta support pada $1122 dan $1070. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp489,103.

Pasar yang naik turun terkadang memberikan sinyal ketidakjelasan pasar. Ini menimbulkan juga kebingungan keputusan investasi yang tepat pada saat ini. Sebagian investor kemudian memilih undur dulu dari pasar, di mana adakalanya kemudian terlambat ambil keputusan sehingga kehilangan kesempatan berharga yang jarang datang dalam dunia investasi. Yang lain, memanfaatkan situasi dengan “choppy trading” sehubungan dengan pasar yang berfluktuasi. “Kejelasan” menjadi kata kunci yang ditunggu banyak investor dewasa ini. Jika itu kebutuhan Anda, tengoklah kepada Vibiznews.com, satu-satunya media investasi online dalam negeri dengan global coverage yang detail tiap harinya. Simak terus ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan yang selalu tersedia. Sekali lagi disampaikan terima kasih bagi Anda yang terus bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!  Di minggu ini, perkenankan juga kami sampaikan kepada segenap pembaca yang merayakannya: Selamat Hari Natal – 25 Desember 2016. May God bless you.

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*