Market Outlook 13-17 February 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat kembali sejalan dengan perkembangan bursa kawasan walau sempat tertahan kekhawatiran akan aksi demo, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,371.67. Untuk minggu berikutnya (13-17 Februari), IHSG berpeluang menguat kembali dengan konsolidasi di tengah minggu karena libur Pilkada. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5420 dan 5490, sedangkan support di level 5294 dan kemudian 5228.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak menguat oleh arus dana asing yang masuk meskipun dollar sedang menguat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah menguat terbatas ke level 13,315. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,520 dan 13,615, sementara support di level 13,255 dan 13,160.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa pidato pimpinan the Fed, Yellen, dan rilis data PPI m/m pada Selasa malam; diikuti dengan rilis Core CPI m/m, Core Retail Sales m/m dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; kemudian data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index  pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Prelim GDP q/q dan CPI y/y Inggris pada Selasa sore; disambung dengan rilis Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data prelim PDB Q4 Jepang pada Senin pagi, rilis data CPI y/y China pada Selasa pagi; kemudian pengumuman BI 7-Day Repo Rate (RR) pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 4.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar kembali menguat sementara kerjasama Amerika Jepang yang bakal ditingkatkan dengan pertemuan Abe dan Trump, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 100.690.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.0636. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0580 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0875 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat stabil sekitar level 1.2485 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2253 dan kemudian 1.2014, sedangkan resistance pada 1.2775 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 113.34. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 118.60 dan 120.02, serta support pada 112.06 serta level 111.35.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7674. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7510 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan pernyataan komitmen Trump mendukung kerjasama ekonomi dengan Jepang. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 19,451. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19615 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23575. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24065 dan 24365, sementara support di  21220 dan 20990.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat oleh harapan positif pasar terhadap rencana program perpajakan Trump; sementara, S&P mencetak rekor terbarunya. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 20241.84, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 20300 dan 21200, sementara support di level 19768 dan 19612. Index S&P 500 minggu lalu menguat dalam rekor ke level 2286.79, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2300 dan 2400, sementara support pada level 2235 dan 2212.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih menanjak walau kemudian tergerus dengan penguatan mata uang dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia naik ke level $1234.09 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1245 dan berikut $1292, serta support pada $1180 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp519,115.

Sejumlah isyu perekonomian kerap mewarnai pergerakan pasar belakangan ini. Di antaranya tentang arah kebijakan ekonomi pemerintahan Tump ataupun keputusan dari bank sentral, apakah itu dari Eropa, Amerika termasuk juga Indonesia (BI). Bahkan kebijakan apa yang mungkin akan diambil telah menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam. Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*