Mari Mengenal MACD

Diciptakan oleh Gerald Appel di tahun 1960an, MACD adalah sebuah indikator untuk menganalisa kelebihan baik jual maupun beli, dengan melihat hubungan antara rata-rata pergerakan atau yang biasa kita sebut MA (moving average) dalam jangka panjang dan pendek.

MACD sendiri merupakan singkatan dari Moving Average Convergence Divergence, atau bila kita terjemahkan ke dalam bahasa indonesia akan berarti “rata-rata pergerakan konverjensi diverjensi/perbedaan”.  Garis MACD merupakan selisih dari 2 MA diatas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD. Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat gambar di bawah ini :

bla2

Pada contoh grafik di atas, menunjukkan hubungan antara ketiga grafik secara bersamaan yaitu,  Grafik atas adalah grafik harga, grafik bawah terdiri dari garis MACD (warna biru) dan garis sinyal (warna merah) dan yang berwarna abu-abu dalam bentuk histogram adalah perbedaan antara keduanya.

Dari gambar di atas juga terlihat adanya perbedaan antara  sinyal MACD dengan sinyal EMA (Exponential Moving Average) dari harga penutupan, yaitu EMA lebih cepat dari MACD. Dan selama bertahun-tahun beberapa pengembangan sudah dilakukan atas MACD, namun masih menyisahkan keterlambatan pada indikator tersebut, dan bahkan MACD gagal menanggapi kondisi pasar yang lemah ataupun bergejolak, hal ini menuai banyak kritikan.

Sehingga pada tahun 2000, sejak runtuhnya pasar “dot-com” MACD tidak lagi di rekomendasikan sebagai metode utama dalam melakukan analisis, tapi hanya di gunakan sebagai alat pemantau saja.

Pada tahun 1960an, Gerald Appel menyarankan periode standar yaitu dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari. Seperti rumusan di bawah ini :

MACD = EMA[12] dari harga – EMA[26] dari harga

Garis yang menjadi sinyal atau terbentuknya garis pemicu adalah dengan memperhalus rumusan tersebut dengan EMA, dan menggunakan standar periode 9 hari. Seperti rumusan yang ada di bawah ini :

Sinyal = EMA[9] dari MACD

Thomas Aspray pada tahun 1986 membuat sebuah konstruksi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara MACD dengan garis sinyal, dan seringkali di hitung tidak dinyatakan dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk histogram kotak yang berisi. Dengan cara perhitungan konstruksi tersebut adalah :

Histogram = MACD – sinyal

Biasanya rangkaian periode dari nilai rata-rata tersebut akan di tulis seperti 12, 26, 9 , namun juga dapat di variasikan. Appel dan para analisa lainnya sudah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi.

Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi. Dan mendapatkan interpretasi sebagai berikut :

  1. MACD merupakan indikator pengikut trend.
  2. Di rancang untuk mengidentifikasi perubahan trend.
  3. Umumnya tidak di rekomendasikan untuk digunakan dalam kondisi pasar yang bergejolak.

Dari sinyal perdagangan dapat diperoleh 3 bentuk, yaitu :

  1. Garis MACD yang melintasi garis sinyal.
  2. Garis MACD yang melintasi nol.
  3. Perbedaan antara harga dan tingkat MACD.

Perlintasan sinyal merupakan hal yang biasa, namun bisa anda peroleh sinyal beli bila MACD melintas ke atas menembus garis sinyal, dan sebaliknya bila MACD melintas kebawah maka menjadi sinyal jual. Perlintasan ini sering terjadi , sehingga harus di analisa terlebih dahulu untuk memastikan apakah ini sinyal jual atau sinyal beli.

Dari histogram kita juga dapat melihat adanya perlintasan sewaktu garis MACD melintas dan menembus angka nol pada histogram, maka dapat di katakan bahwa MACD juga telah menembus garis sinyal. Dari histogram juga dapat di lihat adanya 2 garis yang datang bersamaan. Keduanya mungkin tetap timbul tapi datangnya bersamaan, sehingga histogram yang jatuh dapat menjadi pertanda bahwa ada perlintasan yang sedang mendekat.

Adanya perbedaan antara MACD dan grafik harga memberikan hal yang positif, yaitu apabila timbul suatu harga jual terendah baru, tetapi MACD tidak membentuk titik rendah baru, hal ini dapat diartikan bahwa pasar cenderung naik/bullish, dengan trend penurunan yang sudah dekat. Perbedaan yang lain yang serupa adalah dimana harga beranjak naik tapi MACD tidak naik setinggi sebelumnya, maka ini dapat diartikan bahwa pasar sedang turun atau bearish.

Jika anda ingin menggunakan MACD, maka kami sarankan untuk menggunakannya pada skala mingguan, dan tidak menggunakannya pada skala harian, hal ini untuk menghindari dilakukannya perdagangan pada jangka pendek, di dalam trend jangka menengah. (yn)

Speak Your Mind

*

*