Mandiri Sekuritas: Kecil Kemungkinan The Fed Menaikan Suku Bunga

Jakarta – Pasar modal global telah dikejutkan oleh ketakutan terhadap sinyal dari pertemuan FOMC (Pada Rabu dan Kamis pekan ini) bahwa awal dari penaikan suku bunga AS (Fed Funds Rate) akan dimulai lebih cepat daripada ekspektasi konsensus (sebelumnya konsensus memprediksi kenaikan akan mulai terjadi pada Juni 2015 sebagai titik awal).

IHSG telah terkoreksi sebesar 3,1 persen dari 5 Desember (setelah data pengangguran sektor non-farm November di AS telah memicu sell-off di pasar), tetapi Mandiri Sekuritas menggarisbawahi bahwa pasar saham Indonesia bukan satu-satunya pasar yang terpengaruh kondisi itu.

Meskipun pasar saham AS juga terkena dampaknya – Dow Jones turun 5 persen dan S&P 500 turun 4,9 persen pada periode yang sama (bahkan lebih besar dibandingkan tekanan di pasar saham Indonesia).

Alasan utamanya sama– jika aset risk-free dunia (misalnya obligasi pemerintah AS/US treasuries) akan memicu penawaran return yang lebih besar dan lebih menarik lagi, maka insentif untuk berinvestasi pada aset lebih berisiko (riskier asset) akan menjadi lebih kecil dan lebih tidak menarik lagi (less attractive).

Patut diingat, kenaikan Fed Funds Rate tidak akan menjadi peristiwa satu kali saja. Begitu sudah dimulai, kebijakan Fed Funds Rate akan berlanjut naik ke depannya ke level yang kemungkinan bisa berselisih ratusan basis point di atas posisi saat ini 0,25 persen pa.

Meskipun kelihatannya investor akan menurunkan porsi kepemilikan mereka pada riskier asset, baik di pasar saham AS ataupun Indonesia, akan beralih ke US treasuries.

Tren itu akan menguatkan posisi mata uang dolar AS. Rupiah terdepresiasi 2,7 persen pada periode itu dibandingkan dengan dolar AS dan juga terhadap mata uang regional lain. Ringgit Malaysia dan dolar Taiwan masing-masing terdepresiasi 0,5 persen.

Meskipun rupiah tertekan ekstra besar karena terutama investor yang memiliki obligasi pemerintah berdenominasi dolar AS sensitif terhadap pergerakan mata uang.

Begitu rupiah melampaui Rp12.700 per dolar AS, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas menghitung bahwa rugi valas (curency loss) investor di obligasi tersebut akan menekan pendapatan bunga mereka secara agregat.

Namun, menurut kami, kegelisahan yang terjadi tersebut adalah keliru. Mandiri Sekuritas sangat meyakini bahwa titik awal kenaikan Fed Funds Rate akan terjadi pada 2016 – bukan tahun depan, dan pastinya tidak akan terjadi bulan ini.

Alasan kami adalah perbaikan pada data tenaga kerja tidak membuat kenaikan pada pertumbuhan gaji pegawai AS dan inflasi- yang hanya berdampak sangat kecil sekali. Lebih lanjut, terkait dengan harga minyak mentah Brent yang turun di bawah US$60 per barel, ada elemen yang dapat meningkatkan beban dan berisiko terhadap akselerasi inflasi.

Menurut kami, inflasi AS akan tetap di bawah 2 persen yang akan memicu kenaikan Fed Funds Rate sepanjang 2015.

Penulis: Faisal Maliki Baskoro/FMB

Sumber:PR


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*