Mampukah Paket Kebijakan Jokowi Redam 'Amukan' Dolar AS?

Jakarta -Hari ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan merilis 8 kebijakan untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mampukah paket kebijakan ini meredam ‘amukan’ dolar AS?

Analis PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengungkapkan, kondisi rupiah saat ini memang tidak bisa terlepas dari pengaruh eksternal. Dolar AS terus menguat karena perekonomian Negeri Paman Sam yang membaik.

“Paling penting implementasinya sejauh mana. Yang ditunggu masalah repatriasi, ada insentif lumayan bagus. Income deficit paling besar menyumbang defisit transaksi berjalan, sekitar US$ 6 miliar/kuartal. Itu 90% dari defisit transaksi berjalan yang US$ 7-8 miliar. Kalau bisa diperbaiki, maka bisa meredam pelemahan rupiah,” jelas Aldian kepada detikFinance, Jumat (13/3/2015).

Namun begitu, lanjut Aldian, masih akan ada tekanan mata uang dalam negeri hingga The Fed mengumumkan kenaikan suku bunganya. Untuk jangka pendek, rupiah diperkirakan masih akan melemah.

“Tekanan masih ada, ini menunggu statement Fed. Untuk jangka pendek tekanan masih ada. Kalau bisa tone-nya Fed masih cenderung nggak mau naikin bunga cepat, rupiah masih bisa stabil,” ucap dia.

Lebih jauh Aldian menjelaskan, pengaruh The Fed ini memang begitu kuat terhadap negara-negara di dunia. Tidak hanya rupiah, mata uang negara lain pun mengalami hal yang sama.

Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate beberapa waktu lalu tak lain adalah untuk merespons perkiraan tingkat inflasi yang rendah.Next

(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*