Logam Mulia dan Minyak Mentah Menanti US Final GDP


shadow

Pada sesi transaksi hari Kamis kemarin, Emas sejenak berhasil lolos dari belenggu aksi jual, menyusul publikasi data vital dari Washington, yaitu US Goods Durable Orders  m/m anjlok pada laju -18.2% setelah sebelumnya naik meyakinkan, 22.6%. Penurunan tersebut juga melenceng jauh dari estimasi yang disajikan oleh para ekonom yang mematok -17.7%.

Di sisi lain, data untuk US Unemployment Claims juga melonjak pada bilangan 293.000 dari sebelumnya 281.000. Kendati sedikit di bawah perkiraan para ekonom, namun peningkatan jumlah klaim tunjangan sosial tuna karya AS tersebut cukup efektif meredam dominasi dollar AS atas rival karensi utama lainnya.

Potret buram yang ditampilkan oleh kedua data berkualifikasi “sangat signifikan” tersebut langsung direspon negatif oleh para partisipan bursa saham AS. The Standard & Poor’s 500 index mengalami penyusutan terbesar sejak bulan Juli, terkuras 1.6% . Diikuti oleh Dow Jones yang anjlok 1.5% dikuntit oleh performa jelek Nasdaq, yang terpuruk pada level terendah sejak bulan April, yaitu 1.7%.

Goyahnya bursa saham AS, segera dijadikan momentum para trader dan investor untuk mengalihkan sebagian asset mereka pada Emas, sehingga dampaknya masih berlangsung hingga pembukaan pasar Asia hari ini, manakala Emas  menyapa level 1228.30. Meski tidak seagresif Emas, logam mulia lainnya, yaitu Perak juga terangkat dan hari ini sempat menjemput level 17.66 setelah kemarin terpelanting menuju level 17.32

Namun, jeleknya data US Durable Goods Orders tidak terlalu bagus bagi penampilan Minyak Mentah, karena mengindikasikan gairah aktivitas ekonomi dan konsumsi Minyak Mentah sebagai sumber energi pabrikasi menurun, sehingga Minyak Mentah ditutup di bawah level 93.00

Para trader dan investor komoditi unggulan hari ini jam 19.30 WIB, kembali akan tersedot atensinya pada publikasi data vital dari Washington, yaitu US Final GDP q/q, dengan sajian prediksi meronta 4.6% setelah sebelumnya naik 4.2%.

Jika hasilnya setara dengan perkiraan apalagi bila lebih bagus, maka dollar kembali akan digdaya terhadap rival karensi utama lainnya, sementara pada saat bersamaan logam mulia akan kembali terkelupas nilainya. Sementara Minyak Mentah kemungkinan naik

Sebaliknya, jika laporan US Final GDP q/q berlabel “sangat mengecewakan” atau jauh lebih jelek dari sebelumnya , maka the greenback kemungkinan akan berakhir pekan dengan grafik melandai. Sementara logam mulai berpotensi naik lagi dan Minyak Mentah juga akan tergelincir bersamaan dengan grafik negative bursa saham AS.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*