Lippo Cikarang Garap Kawasan Industri, Sahamnya Cenderung Melemah

PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mulai ekspansif di bisnis kawasan industri. Maka itu, emiten properti Grup Lippo ini pun meluncurkan proyek patungan lahan industri seluas 227 hektare (ha). Proyek tersebut bernama Delta Silicon 8, adalah usaha kecil menengah (UKM) asal Jepang, khususnya yang bergerak di bidang produksi elektronik dan produk pendukung otomotif. LPCK sudah berhasil menjual lahan 10 ha di kawasan Delta Silicon 8. Harga jual lahan industri mulai Rp 2,2 juta per m².

Penjualan lahan tersebut diyakini bakal terus naik lantaran permintaan atas Delta Silicon 8 masih tinggi. LPCK berpeluang menjual 70 ha-75 ha lahan industri di tahun ini. Potensi proyek lahan industri LPCK bisa mencapai 1.500-2.000 ha. Pasalnya, LPCK akan membangun akses dan infrastruktur di sana sehingga menjadi insentif tersendiri bagi para pemilik lahan.

Meski masuk bisnis lahan industri, LPCK tetap ekspansi di bisnis residensial. LPCK  gencar menggarap bisnis residensial meski dibayangi perlambatan permintaan akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia alias BI rate.

Sebelumnya LPCK telah meluncurkan menara apartemen teranyar, yaitu The Suites Tower. Menara tersebut menjadi menara ketiga sekaligus terakhir dalam Trivium Terrace Apartments di Cikarang, Bekasi. Jumlah unit The Suites Tower sebanyak 304 unit, dan dijual dengan harga Rp 418 juta-Rp 1,9 miliar per unit. Target pasar The Suites Tower adalah ekspatriat di kawasan Cikarang.

Dari segi fundamental kuartal III, LPCK masih bisa dikatakan dalam pertumbuhan yang cukup baik. Refenue yang pada kuartal III ini mencapai  858,4 miliar dapat diatakan cukup gemilang jika dibandingkan dengan refenue pada periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar 744 miliar sehingga  membantu mendongkrak EPS sebesar 47 persen dibandingkan dengak kuartal III tahun sebelumnya.

Namun demikian jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya, peningkatan laba LPCK masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan CTRP yang mampu mencapai 149,96 persen. Dilihat dari sisi ROA dan ROE LPCK lebih unggul dengan ROA ROE masing masing sebesar 11 persen dan 25%.  Begitu pula dengan EPS, LPCK mampu  memberikan EPS yang jauh lebih besar yaitu Rp. 607,07 dibandingkan CTRP yang hanya Rp. 58.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Kamis (20/3/14), saham LPCK dibuka tetap di  level 7700, dan setelah itu pergerakan LPCK cenderung melemah kekisaran 7425-7600. Volume awal perdagangan saham LPCK mencapai 200 ribu lot saham.

Melihat indikator teknikal, harga saham LPCK sejak akhir pekan lalu sempat menguat namun saat ini mulai terkoreksi dan masuk dalam tren bearish, dimana candle sudah kembali ke area indikator MA  dan bolinger band tengah yang terlihat melebar, sementara stochastic yang sejak 1minggu lalu masuk area jenuh beli berada di level 60%

Hal ini mengindikasikan harga LPCK saat ini terlihat masuki tren pelemahan. Indikator ADX bergerak menguat ketika  +DI menunjukan bergerak melemah di posisi 30.  Dengan kondisi teknikalnya, maka diperkirakan harga masih akan lanjutkan tren pelemahan support Rp 7170 hingga resistance Rp 8100.

 

Regi Fachriansyah /Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*