Legislator: pemerintah tidak serius menangani kenaikan dolar

Jakarta (ANTARA News) – Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Gus Irawan Pasaribu menyampaikan di Jakarta, pemerintah tidak serius dalam menangani kenaikan nilai mata uang dolar amerika terhadap rupiah yang saat ini sedang terjadi.

“Bagi saya, pemerintah tidak serius mengurus masalah ini. Enam paket kebijakan yang dikeluarkan juga kurang pengaruhnya untuk menurunkan dolar (amerika),” ujar Irawan dalam seminar nasional Dukungan Asbanda dalam Transformasi BPD Menuju “Regional Champion“, Rabu.

Dia berpendapat, seharusnya dilakukan pengawasan terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), karena kerap menggunakan dolar amerika.

“Yang paling lahap menggunakan dolar itu BUMN. Itu setiap transaksi suka menggunakan dolar, ya tentu mereka harus dikontrol,” tukas Irawan.

Selain itu, ia berpendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp72 triliun kepada BUMN merupakan kebijakan yang tidak logis, dan akan lebih berguna jika dialihkan kepada Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Irawan juga menyayangkan pernyataan sejumlah pihak di pemerintahan yang mengatakan bahwa KUR tidak akan menurunkan angka kemiskinan di Indonesia.

“Suku bunga rata-rata masyarakat ASEAN 2-4 persen, di kita 9-10 persen, lalu suku bunga kredit ASEAN 3-7 persen, kita lebih tinggi lagi. Kalau pemerintah bilang itu (KUR) tidak bermanfaat, itu fatal,” tukasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta menyampaikan bahwa depresiasi atau pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika merupakan hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

“Dollar Amerika sedang menguat ke semua mata uang, dan semua ikut tertekan. Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang lain, depresiasi mereka lebih tinggi,” kata Agus, Jumat (13/3).

Depresiasi rupiah terhadap dolar amerika mencapai 1,8 persen, lalu year to date sekitar enam persen, dan tidak terlalu buruk jika dibandingkan dengan kondisi di negara lain, tukas Agus.

Menurut dia, kondisi secara umum memang tengah terjadi penguatan dari Dollar Amerika dan ada kecenderungan Fed Fund Rate akan dinaikkan pada Juni tahun ini hingga 2015.

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2015


Distribusi: ANTARA News – Ekonomi – Moneter

Speak Your Mind

*

*