Lebih Rinci; Dolar Meroket oleh Aksi Jual dan Tapering

Lebih Rinci; Dolar Meroket oleh Aksi Jual dan Tapering

Dolar AS mencatat kenaikan yang signifikan dalam perdagangan awal bulan tahun 2014 ini. Rekornya mampu menorehkan kenaikan bulanan terbesar sejak Mei silam.

Financeroll – Aksi jual yang terjadi di bursa-bursa uang negara-negara berkembang oleh para investor yang tengah mencari asset-aset pengaman investasi menjadi biang kenaikan ini. Secara domestik, Dolar mendapat dorongan kekuatan dari langkah pengurangan program pembelian obligasi (tapering) yang dilakukan oleh The Federal Reserve (Bank Sentral AS).

Yen Jepang menguat atas Dolar AS untuk pertama kalinya dalam enam bulan ini setelah para investor berbalik melakukan carry trade.Peso Argentina dan Forint Hunggaria merupakan dua mata uang yang paling banyak kehilangan nilainya sepanjang Januari ini. Dolar AS mampu menanjak lawan 31 mata uang utama lainnya kecuali Yen. Membaiknya pasar tenaga kerja AS dibarengi pengurangan pembelian obligasi untuk kedua kalinya membuat Dolar AS semakin digdaya.

Awalnya, pasar melihat kenaikan Dolar AS hanya ditopang tapering,  namun langkah investor termasuk investor institusi yang melalukan penjualan asset mereka di negara-negara berkembang membuat kenaikan Dolar AS makin cepat dan tak terelakkan. Indek Spot Dolar AS Bloomberg yang  memantau pergerakan Dolar AS atas 10 mata uang lainnya megalami kenaikan 1.2 % sepanjang Januari ke 1,031.57 . Dolar AS mengalami apresiasi 1.9 persen ke $1.3486 terhadap Euro dan kemudian ke $1.3479, posisi ini merupakan yang paling kuat sejak 22 November  silam. Dolar AS mengalami penurunan sebesar 3.1 persen ke 102.04 Yen Jepang,  ini merupakan catatan penurunan terbesar sejak April 2012. Yen sendiri naik 5.2 persen ke 137.63 per Euro.

Aksi Jual di Negara-negara Berkembang

Indek MSCI Dunia anjlok 4.1 persen di Januari ini. Indek Standard & Poor 500 turun 3.6 persen sementara obligasi pemerintah 10T mengalami kenaikan setelah yield turun 38 basis points, atau 0.38 persen poin, menjadi 2.64 percen, terendah sejak penutupan pada 7 November silam.

Nilai tukar mata uang negara-negara berkembang terus mengalami tekanan termasuk di Ukrania dan Thailand dimana aksi demonstrasi anti pemerintah memperburuk nilai tukar mata uang mereka. Kondisi ini memuncak pada Januari ini, Argentina misalnya sampai harus mendevalusi Peso pada 23 Januari kemarin, hal ini membuat kepercayaan akan mata uang negara-negara Amerika Latin juga meredup. Peso jatuh 19 persen selama sebulan ini.

Sementara saat Bloomberg mengukur kekuatan Dolar AS atas 20 mata uang negara-negara berkembang, mendapati fakta adanya penurunan tajam 14 hari dalam 15 hari terakhir dan turun 3 persen selama bulan pertama tahun ini. Forint Hunggaria menjadi pemimpin kejatuhan mata uang negara-negara berkembang selama pekan ini setelah Gyula Pleschinger, salah satu anggota Bank Sentral menyatakan pada 29 Januari bahwa mata uang mereka mengalami depresiasi yang sangat cepat dam sangat besar sehingga Bank Sentral Honggaria perlu mengawasi pergerakan lebih seksama dan menjaga lingkungan pasar tetap kondusif. Dalam sepekan terakhir, mata uang ini telah meluncur 3.8 persen, mencatat kinerja bulanan dengan turun 6.6 persen.

Mata uang Polandia, Zloty menjadi mata uang kedua yang mengalami penurunan terbesar dalam sepekan dengan turun 2.7 persen dan penurunan selama sebulan sebesar 4.1 persen. Ruble Rusia mengalami kenaikan hanya empat hari selama bulan ini dan mencatat kinerja bulanan dengan tersungkur sebesar 6.5 persen. Lira Turki naik dalam pekan ini terhadap 174 mata uang dunia kecuali terhadap Kwacha Malawi, dengan naik 3.6 persen terhadap Dolar AS sendiri setelah Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga dua kalipat. Pun demikian, Lira masih saja anjlok 4.8 persen dalam bulan Januari.

Aksi jual yang terjadi di negara-negara berkemban mendorong aliran uang untuk masuk dalam investasi ke negara-negara sedang berkembang dimana Dolar AS akan mendapat keuntungan yang lebih baik. Apa yang berlaku di pasar-pasar negara-negara berkembang ini semakin menguatkan arus perubahan di pasar uang saat ini.

Pengurangan oleh The Fed

The Fed pada 29 Januari mengumumkan akan kembali melakukan pengurangan program pembelian obligasi AS sebesar $10 milyar menjadi tinggal $65 milyar per bulan. Kebijakan ini nampaknya akan mengkahiri tiga putaran program pembelian obligasi yang dilakukan sejak 2008 silam dalam paket kebijakan kuantitatif, dimana anggaran belanja AS membengkak hingga $4.1 trilyun. Langkah the Fed untuk melakukan pengurangan ini sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya, pada 10 Januari silam telah dikabarkan hasil jajak pendapat yang memperkirakan The Fed akan memangkas kembali 10 milyar anggaran belanja obligasi bulanannya dalam pertemuan bulan ini. Langkah the Fed yang demikian ini sontak menambah kekecewaan negara-negara berkembang.

Sementara itu, data ekonomi AS lainnya menunjukkan kondisi domestic yang membaik. Pasar tenaga kerja mulai tumbuh, angka Nonfarm payrolls naik 180,000 dibulan Januari, jauh diatas harapan pasar yang yakin hanya akan naik 74,000 dari bulan sebelumnya.Secara terpisah, jajak yang lain juga memperkirakan tingkat pengangguran AS masih akan bertahan sebesar 6.7 persen saja, angka resminya akan dipaparkan pada 7 Februari ini.

Yen Jepang sendiri dalam perdagangan sehari sebelumnya mengalami kenaikan setelah data ekonomi Jepang menunjukkan Indek Harga Konsumen bulan Desember mengalami kenaikan 1.3 persen dari waktu satu tahun sebelumnya. Pasar sendiri memperkirakan kenaikan hanya akan sebesar 1.2 persen saja. Mata uang negara –negara BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina dan South Africa) juga turun terhadap Yen dan mencapai posisi terlemah sejak 13 November silam.

Berbagai data ekonomi Jepang memperkuat asumsi bahwa Bank of Jepang akan melakukan kebiajakan yang lunak pada musim semi ini. Permasalahan yang muncul di negara-negara berkembang tersebut diyakini masih akan berdampak terhadap pasar selama beberapa pekan mendatang bahkan dalam jangka pendek masih akan menjadi sentiment pendukung naiknya Yen Jepang dalam waktu pendek.

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


(Sumber : http://financeroll.co.id/feed/ )

Speak Your Mind

*

*