Lawatan Jokowi Redam Pelemahan IHSG

INILAHCOM, Jakarta Di akhir pekan, laju IHSG mampu berbalik naik seiring respons positif atas lawatan Presiden Jokowi ke China dan Jepang. Akan tetapi, indeks masih berkubang di zona merah dalam sepekan terakhir.

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 46,21 poin (0,84%) ke angka 5.396,85 pada pekan yang berakhir Jumat (27/3/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 5.443,06 per Jumat (20/3/2015).

“Maraknya sentimen negatif global, hempaskan IHSG ke zona merah,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (29/3/2015).

Laju IHSG cenderung bergerak variatif melemah sepanjang perdagangan di awal pekan. Sempat mengalami penguatan namun, di akhir sesi berakhir negatif. “Aksi profit taking yang terjadi telah menutup utang gap 5.435-5.444,” ujarnya.

Minimnya sentimen, lanjut dia, membuat pelaku pasar tidak terlalu bergairah untuk melakukan transaksi. Akibatnya, laju IHSG yang sempat menguat di awal sesi tidak mampu bertahan dan kian tertekan hingga berakhir di zona merah.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan laju bursa saham Asia yang cenderung positif pasca merespons penutupan laju bursa saham AS sebelumnya. “Masih maraknya aksi profit taking, terutama dari pelaku pasar asing menghambat penguatan pada IHSG,” tuturnya.

Di sisi lain, masih adanya aksi beli pada saham-saham perdagangan di awal pekan masih dapat menopang laju IHSG untuk dapat bertahan hingga akhir sesi. “Itu terutama ditopang oleh pemain baru PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) yang diikuti saham-saham perdagangan second liner lainnya serta diringi penguatan pada saham-saham keuangan dan industri dasar,” papar dia.

Kembali naiknya laju rupiah dan masih adanya penguatan pada laju bursa saham Asia yang diikuti pembukaan laju bursa saham Eropa saat itu juga turut membantu bertahannya IHSG di zona hijau. “Di hari lainnya, tampaknya rilis data-data positif AS tidak memberikan sentimen positif pada laju bursa sahamnya yang membuat pelaku pasar mempersepsikan akan adanya potensi kenaikan suku bunga The Fed sehingga memicu aksi jual,” ungkap Reza.

Meski masih adanya laju positif pada beberapa bursa saham Asia dan masih berlanjutnya penguatan laju rupiah yang diiringi berkurangnya aksi jual asing tidak mampu mempertahankan laju IHSG di zona hijau. “Kurang kondusifnya kondisi pasar membuat mood pelaku pasar kian berkurang,” ucapnya.

Ritme pasarpun menjadi tidak terlalu menarik untuk melakukan trading di mana volume perdagangan bergerak acak cenderung melemah. Laju bursa saham Asia yang cenderung melemah pasca merespon penurunan bursa saham AS yang dibarengi dengan kembali terdepresiasinya laju rupiah membuat IHSG kehilangan daya dorongnya.

“Akan tetapi, di akhir pekan laju IHSG mampu berbalik naik seiring respons positif lawatan Presiden Jokowi ke China dan Jepang,” imbuhnya.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*