Laba WIKA Tahun 2013 Menanjak, Sahamnya Cukup Ramai

Laba WIKA Tahun 2013 Menanjak, Sahamnya Cukup Ramai

Kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dikabarkan tengah memperoleh kontrak proyek pengembangan terminal bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina (Persero) senilai US$157,16 juta atau setara dengan Rp1,85 triliun. Manajemen menjelaskan proyek pengembangan terminal BBM itu terdiri dari dua lokasi di Kepulauan Riau, yakni Pulau Sambu dan Tanjung Uban.

Rencananya terminal akan dilengkapi dengan dermaga berkapasitas long range (LR) 100.000 DWT dan fasilitas terminal automation system serta blending untuk produk solar dan marine fuel oil (MFO) berstandar internasional. Sementara itu, pengembangan terminal BBM Tanjung Uban dengan tambahan kapasitas tangki timbun sebesar 200.000 KL memiliki nilai kontrak US$62,36 juta (Rp737,2 miliar). Proyek tersebut dilengkapi dengan terminal automation system dan dermaga baru berkapasitas LR 100.000 DWT, serta fasilitas blending mogas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk premium atau HOMC 92 dan naphta.

Kedua proyek ini direncanakan akan dikerjakan dalam jangka waktu 24 bulan atau tuntas pada akhir 2016. Kedua proyek ini merupakan bagian dari tujuh proyek infrastruktur hilir minyak dan gas dengan nilai total US$340 juta guna mendukung rencana Pertamina untuk menjadi pemain utama bisnis niaga migas di tingkat regional.

Sekilas mari kita lihat performa keuangan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sepanjang tahun 2013. WIKA berhasil mengantongi pendapatan usaha senilai Rp11.884,67 milyar, meningkat 20,0 persen dibandingkan tahun 2012 dengan pendapatan Rp9.905,21 milyar sepanjang tahun lalu. Manajemen WIKA juga berhasil mencatat laba kotor setelah ventura bersama yang dibukukan ikut menguat 37,1 persen menjadi Rp1.583,45 milyar dari sebelumnya Rp1.155,26 milyar.

Demikian dengan laba usaha yang menebal dari Rp870,01 milyar menjadi Rp1.215,96 milyar dan laba bersih naik 19,3 persen yoy menjadi Rp624,37 milyar atau setara dengan laba bersih Rp92,93 per saham dari Rp523,27 milyar atau setara dengan laba bersih Rp77,96 per saham.

Kondisi ini tentu saja menggembirakan bagi para investor dan kliennya. WIKA sudah berhasil menunjukkan kekuatannya baik dari sisi performa keuangan perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, mapun dari sisi kapasitasnya sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar dan terkuat di Indonesia yang berhasil menggaet Pertamina atas 2 proyek besar yang akan berakhir pada akhir 2016 mendatang.

Pada perdagangan saham hari ini (26/2), terpantau bahwa harga saham WIKA mengalami penguatan, setelah sempat dibuka dengan posisi yang stagnan seperti saat penutupannya kemarin sore di level 2075 basis poin. Terpantau bahwa hingga saat ini, transaksi atas sahamnya cukup ramai yaitu sekitar 203.308 lot saham yang diperdagangkan.

Secara teknikal, WIKA terpantau masih berusaha untuk bangkit dan bergera menuju resistance. Namun negatifnya bursa ikut menyeret WIKA kepada pelemahan tipis pada pagi hari ini. indikator MACD masih bergerak di area positif, Stochastic bergerak datar dia area tengah, dan RSI yang sempat menguat kembali datar di level konsolidasi 60%. Dengan kondisi seperti ini diperkirakan harga msaih akan tertahan di kisaran support 2025 hingga resistance pada  2095.

Stephanie Rebecca/Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research
Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*