Laba Bersih Tergerus Akibat Rugi Kurs, Saham Holcim Melemah

Laba Bersih Tergerus Akibat Rugi Kurs, Saham Holcim Melemah

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp952,1 miliar pada tahun 2013. Laba ini turun 41,8 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp1,35 triliun.

Padahal, pendapatan perseroan mengalami kenaikan menjadi Rp9,69 triliun dari sebelumnya Rp9,01 triliun. Laba kotor perseroan juga masmih positif menjadi Rp3,35 triliun dari sebelumnya Rp3,28 triliun. Tapi, laba operasional perseroan mengalami penurunan menjadi Rp1,85 triliun dari sebelumnya Rp2,038 triliun.

Manajemen SMCB menyatakan alasan penurunan laba operasional ini dikarenakan rugi kurs yang mencapai Rp184,74 triliun dari sebelumnya Rp4,78 miliar. Di sisi lain, jumlah aset produsen semen ini juga mengalami kenaikan menjadi Rp14,89 triliun pada tahun 2013 dibandingkan pada periode tahun 2012 yang sebesar Rp12,17 triliun.

Selain itu dapat dilihat dari segi fundamental lainnya, yaitu nilai ROA dan ROE SMCB masing-masing tercatat 6,39 persen dan 10,86 persen. Kedua angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi ini harus menjadi perhatian dan refleksi bagi manajemen karena dampak dari penurunan laba perseroan akan berpengaruh terhadap analisa performa keuangan perusahaan. Dimana analisa tersebut akan berdampak terhadap keputusan investasi investor.

Dari lantai bursa pada pagi hari ini (28/2), terpantau bahwa saham SMCB sempat dibuka meguat tipis pagi tadi, naik 1,04 persen menjadi 2420 dibandingkan dengan saat penutupan. Namun, hingga berita ini dimuat, terpantau bahwa saham SMCB memiliki kecenderungan melemah, terpantau sekitar 1162 lot saham SMCB yang diperdagangkan hingga saat ini.

Secara teknikal, SMCB masih bergerak dalam pola yang positif. indikator MACD masih berada dalam pergerakan yang meningkat di area positif, dan demikian pula degan RSI yang masih mengejar area 70%. namun indikator RSI mulai bergerak tertahan dan cenderung datar di area jenuh beli. dengan kondisi ini diperkirakan harga cenderung bergerak terbatas pada support di level 2360 hingga resistance di 2440. 

 

Stephanie Rebecca/Junior Analyst Equity Research of Vibiz Consulting
Editor: Jul Allens


(Sumber : http://vibiznews.com/feed/ )

Speak Your Mind

*

*