Kurs Singapura terhadap rupiah hingga akhir perdagangan valas pekan kedua bulan Oktober yang terpantau di pasar spot sesi Eropa (14/10) kembali terpukul hingga terjun ke posisi terendah dalam 22 bulan terakhir. Seperti diketahui buruknya perdagangan kurs SGD terhadap rupiah dipicu program tax amnesty Indonesia, dan akhir pekan ini masih menderita sentimen yang sama. Pelemahan mingguan dollar Singapura pekan ini masuki pekan ketiga berturut.
Mengukur kekuatan dollar Singapura terhadap Rupiah pada pair SGDIDR di pasar spot saat ini bergerak kuat di kisaran 9403.90 setelah perdagangan sebelumnya ditutup kuat di 9461.31. Dan untuk transaksi antar bank ditanah air hari ini berdasarkan kurs BI harga jual dollar Singapura lebih tinggi menjadi 9,463.73 dibandingkan dengan harga jual sebelumnya di harga 9,459.58 pada tanggal 13 Oktober.
Demikian terhadap dollar AS, kurs Singapura kembali memperpanjang rekor terendahnya di posisi 9 bulan terendah. Kuatnya dollar AS sepanjang hari disupport oleh ekspektasi kenaikan Fed rate bulan Desember.
Memantau kurs dolar Singapura pada pair USDSGD saat ini (17:20 WIB) bergerak lemah di kisaran 1.3874 setelah diawal perdagangan dibuka pada level 1.3812. Pada perdagangan sebelumnya pair USDSGD menutup harian dengan bullish yang berakhir di 1.3811.
Secara teknikal, analyst Vibiz Research Center melihat pergerakan pair USDSGD akhir perdagangan sesi Amerika diperkirakan bullish, dan berdasarkan harga tingginya perdagangan pair ini berpotensi naik ke kisaran 1.3890 malam nanti.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind