Kurs Dolar AS Turun Lagi Dibanding Euro

Lembaran mata uang lima dolar bergambarkan wajah mantan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln di Washington, 26 Maret 2015. Abraham Lincoln merupakan presiden pertama Amerika Serikat yang tewas dibunuh. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta – Kurs dolar AS turun lagi terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data pekerjaan dari negara itu datang lebih buruk dari yang diperkirakan, menambah kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.

Lapangan pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebesar 169.000 pekerjaan pada April dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jauh di bawah ekspektasi pasar 200.000 pekerjaan, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP April pada Rabu.

Investor juga mengikuti pembicaraan antara Ketua Federal Reserve Janet Yellen dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde pada konferensi “Finance and Society”.

Yellen menekankan suku bunga rendah tentu dapat meciptakan risiko-risiko bagi stabilitas keuangan, bahaya potensial seperti valuasi pasar ekuitas yang tinggi, penyebaran kompresi pada obligasi dengan imbal hasil tinggi, dan penurunan standar “underwriting” untuk solvabilitas pinjaman. Namun, Yellen menjatuhkan beberapa petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga.

Para analis percaya bahwa kenaikan suku bunga awal Juni bisa dipastikan mengangkat dolar, sementara penundaan mungkin meredam mata uang AS itu.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,1356 dolar dari 1,11195 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5248 dolar dari 1,5177 dolar.

Dolar Australia naik ke 0,7967 dolar dari 0,7942 dolar. Dolar dibeli 119,35 yen Jepang, lebih rendah dari 119,87 yen pada sesi sebelumnya.

Dolar juga bergerak turun menjadi 0,9148 franc Swiss dari 0,9262 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2046 dolar Kanada dari 1,2069 dolar Kanada. Demikian laporan Xinhua.

ANTARA


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*