Kuartal III-2016, NPL BNI Naik 0,1 Persen

INILAHCOM, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat total aset sebesar Rp571,51 triliun atau tumbuh 25,2% pada Kuartal III-2016, dibandingkan periode yang sama tahun 2015.

Pada kualitas asetnya tetap terjaga pada kondisi yang masih dapat terkelola dengan sehat sebagaimana dinyatakan oleh Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Dia mengatakan, BNI dapat menghimpun aset di level rendah risiko yang ditandai dengan rendahnya Gross NPL, yaitu 3,1%.

Namun, jika membandingkan dengan kuartal II-2016, NPL ini naik 0,1% dari 3% pada kuartal II 2016 menjadi 3,1% pada kuartal III 2016. BNI dalam melakukan mitigasi risiko kredit di berbagai sektor usaha dengan proses penyehatan aset BNI juga terus menunjukkan hasil yang menggembirakan sejak dimulainya program konsolidasi pada pertengahan tahun 2015.

“Total kredit yang direstrukturisasi memang sempat menyentuh level yang cukup tinggi pada bulan Juni 2016, namun diperkirakan akan menurun pada akhir tahun 2016. Kondisi itu menyebabkan Credit Cost BNI menurun ke level 2,4%, dari posisi per September 2015 yang berada di level 2,8% dan 2,7% pada Juni 2016,” kata dia di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Menurut dia, ekspansi kredit yang terus dilakukan menunjukkan fungsi intermediasi BNI berjalan dengan baik, ditunjukkan oleh Loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 87,7% menjadi 92,8%. Pertumbuhan kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik, yaitu naik dari 17,4% menjadi 18,4%.

Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 139,6% menjadi 143,2%.

Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun per Kuartal III tahun 2016 mencapai Rp 401,88 triliun atau meningkat 15,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Komponen dana murah (current account saving account/ CASA) masih mendominasi, yaitu sebesar 59,7% dari total DPK. Hal tersebut mengantarkan Cost of Fund BNI dapat ditahan dilevel 3,1%, tergolong rendah dibandingkan bank-bank peers, sehingga mampu menjaga kondisi NIM cukup stabil.

Pada saat yang sama, BNI terus mendorong terjadinya efisiensi, yang terlihat dari Cost to Income Ratio (CIR) pada Kuartal III tahun 2016 sebesar 42,3%; menurun dibandingkan posisi Kuartal III tahun 2015 sebesar 43,4%. Peningkatan transaksi melalui channel-channel elektronik (e-banking) dan pengembangan digital banking merupakan langkah BNI dalam menciptakan efisiensi dan mendorong pertumbuhan CASA. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*