Kuartal I-2017, Laba BNI Melejit Rp3,23 Triliun

INILAHCOM, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) meraih laba bersih Rp3,23 triliun selama Januari-Maret 2017 atau tumbuh 8,5 persen (year on year/yoy), salah satunya karena pendapatan dari kredit yang tumbuh hingga 21,4 persen (yoy) menjadi Rp396,5 triliun.

Direktur Utama PT BNI Persero Tbk Ahmad Baiquni dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (12/4/2017), mengatakan melejitnya pertumbuhan kredit secara tahunan lebih karena pembanding pada periode sama tahun lalu, ketika perekonomian domestik lesu.

Namun, jika melihat pertumbuhan kredit secara tahun kalender berjalan (year to date/ytd) Januari-Maret 2017, kata Baiquni, pertumbuhan kredit BNI tidak naik signifikan.

Pada triwulan I 2017, dia menjabarkan, pendapatan bunga bersih mengkontribusikan Rp7,76 triliun untuk pendapatan BNI. Sedangkan, pendapatan non-bunga, di antaranya dari pendapatan komisi, sebesar Rp2,23 triliun.

“Untuk Kredit masih banyak tersalurkan ke kredit ‘business banking’ dengan porsi 72,6 persen atau Rp287,8 triliun, di mana distribusinya kredit korporasi 23,7 persen, dan kredit BUMN sebesar 20 persen,” ujar dia.

Kredit Korporasi BNI terdiri dari penyaluran kredit ke manufaktur yang menyumbang 22,8 persen dari total kredit korporasi, kredit pertanian 19,8 persen, kredit transportasi, pergudangan dan komunikasi 8,5 persen, konstruksi 6,2 persen, kelistrikan, gas dan air sebesar 13,7 persen serta pertambangan 5,9 persen.

“Pencapaian itu mendukung marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 5,6 persen,” ujar dia.

Dengan pertumbuhan kredit 21,4 persen (yoy), BNI dibantu perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 19,8 persen menjadi Rp445,05 triliun, dengan komposisi terbesar dari dana murah (current account saving account/Casa) sebesar 58,5 persen.

Dengan DPK dan penyaluran kredit tersebut, maka aset BNI terkumpul Rp618,8 triliun atau tumbuh 21,6 persen. Dengan ekspansi kredit tersebut, rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) naik menjadi 89,3 persen.

Sedangkan kecukupan modal inti BNI sebesar 19 persen.

Meskipun kredit tumbuh, rasio kredit bermasalah (non performing loan/npl) BNI naik menjadi tiga persen (gross) dari 2,8 persen (gross).

“Kenaikan NPL karena kredit lama, bukan kredit baru di triwulan I, ada yang sudah direstrukturisasi, namun juga masih ada yang proses dan kurang begitu menguntungkan buat kita,” ujar dia. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*