KSEI Catat Investor Domestik Naik 52%

INILAHCOM, Malang – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa investor domestik di pasar modal meningkat cukup signifikan pada tahun 2017, yakni dari 36 persen pada tahun-tahun sebelumnya menjadi 52 persen.

“Peningkatan persentase investor domestik di pasar modal menunjukkan perkembangan cukup bagus. Pada tahun-tahun sebelumnya hanya sekitar 35 persen dan 65 persen lainnya dikuasai investor asing, namun sekarang sudah berbalik lebih banyak dikuasai investor domestik,” kata Pjs Kepala Unit Pelayanan Pelanggan 2 KSEI, Abdul Azis Albakkar di Malang, Jawa Timur, Jumat (10/3/2017).

Untuk memacu bertumbuhnya investor domestik tersebut, kata Azis, KSEI bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes), termasuk di beberapa kampus di Kota Malang.

Soasialisasai ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan informasi, khususnya bagi yang sudah menjadi nasabah pasar modal mengenai pentingnya pemantauan portofolio investasi secara langsung melalui fasiltas AKSes.

“Fasilitas AKSes ini merupakan sarana transparansi informasi dan perlindungan investor, bahkan mampu menarik minat investor baru, termasuk dari kalangan mahasiswa yang sudah mulai ada ketertarikan sebagai investor pasar modal,” katanya.

Ia mengakui saat ini secara nilai investasi belum besar. “Kami berkeyakinan dalam jangka waktu lima hingga 10 tahun ke depan atau saat mereka sudah bekerja, mereka akan menjadi investor pasar modal yang berkualitas dan benar-benar paham berinvestasi, sehingga akan mampu mendukung ketahanan Pasar Modal Indonesia,” paparnya.

Lebih lanjut, Azis mengatakan berdasarkan data KSEI, per Februari 2017, Jawa Timur menempati urutan ketiga jumlah investor terbanyak dari 34 provinsi setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat, yakni mencapai 67.272 investor efek. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 7.677 investor yang berdomisili di Kota Malang.

Sementara jumlah keseluruhan investor efek di seluruh Tanah Air tidak mencapai satu juta orang (932 ribu investor) dari sekitar 257 juta jiwa penduduk Indonesia. Investor tersebut meliputi pemilik efek, Reksa Dana dan surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia (BI).

Untuk menunjang kinerja dan menjawab aktivitas investasi di pasar modal, KSEI meluncurkan berbagai program, di antaranya Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST) yang terintegrasi untuk industri reksa dana, bahkan KSEI menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang mengimplementasikan sistem terpadu Reksa Dana.

Sebelumnya KSEI juga ditunjuk sebagai penerbit nomor Single Investor Identification (SID) untuk surat berharga yang diterbitkan BI. Dan ke depan, KSEI berencana menerapkan electronic Voting (e0Voting) untuk mengakomodasi pengguna hak suara investor dalam rapat umum pemegang saham (RUPS tanpa perlu kehadiran investor secara fisik.

“Selain itu juga merancang C-Best Next Generation (C-BEST Next-G) untuk meningkatkan kecepatan dan kapasitas sistem hingga 10 kali lipat sebagai antisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal,” urainya.

Sementara itu Kepala BEI Surabaya, Dewi Sriana Rihantyasni mengemukakan tingkat literasi pasar modal masyarakat Indonesia masih rendah. Namun, selama tiga tahun terakhir ada peningkatan, pada tahun 2016 sudah meningkat menjadi 4,4 persen dibanding 2015 yang hanya 3,76 persen.

“Sebenarnya pasar modal di Indonesia masih cukup terbuka bagi masyrakat, cuman bagaimana kita mengubah mindset masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal,” katanya. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*