Krisis Ukraina Menjadi Momentum Reli Harga Emas

Krisis Ukraina Menjadi Momentum Reli Harga Emas

Ketidak pastian ditengah eskalasi krisis Ukraina membuat harga-harga komoditi mengalami kenaikan yang signifikan, terbesar sejak September kemarin. Emas akan diburu sebagai safe haven sementara minyak dan komoditi pertanian akan dicari akibat potensi gangguan distribusi sebagai dampak krisis Ukraina.

Financeroll – Indek GSCI Standard & Poor yang mengukur 24 komoditi mentah, mengalami kenaikan sebesar 2.1 persen dalam perdagangan Senin (03/03) ke level 663.48. Ini merupakan posisi tertinggi sejak 9 September kemarin. Harga minyak mentah mengalami kenaikan sebesar 2.6 persen, Gandum naik 7 persen dan Emas naik 2.5 persen. Jagung dan Minyak Gasoline juga naik.

Isu Ukraina memegang peran penting dalam perdagangan di lantai bursa saat ini. Perdagangan komoditi sangat fluktuatitf dengan perkembangan terkini dari negara di teluk Baltik ini. Ukraina adalah suplayer utama gandum dalam pasar global. Krisis yang terjadi saat ini dianggap bisa menggangu jalannya jalur produksi dan distribusi gandum tentunya. Sementara Emas diburu investor untuk menjadi asset pengaman investasi mereka, mengingat funsi emas juga sebagai pengaman investasi, safe haven. Permintaan akan emas diperkirakan masih akan naik terlebih apabila terjadi kebuntuan pendekatan diplomatis dalam menyelesaikan krisis Ukraina saat ini.

Upaya diplomatic dilakukan AS dengan mengirimkan Menteri Luar Negeri John Kerry ke Ukraina yang melihat pergerakan pasukan Rusia di Crimea, wilayah dimana mayoritas penduduknya berbahasa Rusia. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Uni Eropa telah meminta Rusia untuk menarik pasukannya dari Crimea dan AS mengingatkan kemungkinan sanksi terhadap Rusia. Negara-negara industry dalam kelompok 8, Group 8 yang sedianya akan melakukan pertemuan pada Juni nanti, dikabarkan menunda pertemuan tingkat tinggi di Rusia tersebut hingga ada perkembangan yang lebih baik.

Harga emas menemukan momentum kenaikannya dengan adanya krisis Ukraina ini. Pada perdagangan hari senin, mampu mencapai harga $1,355 per ons yang merupakan harga tertinggi sejak 30 Oktober kemarin. Catatan kinerja perdagangan bulan januari dan februari juga berakhir positif. Untuk pertama kalinya sejak Agustus silam, harga Emas mampu membukukan kinerja kenaikan yang beruntun. Tembusnya harga emas diposisi level resisten, menjadi indikasi kenaikan lebih lanjut. Para pialang nampaknya bisa menambah posisi beli mereka kembali dan mengharapkan kenaikan harga emas lebih lanjut.

Sementara itu, Rusia sebagai negara eksportir energi besar dunia, dan saat ini melakukan control atas perairan Crimea di Laut Hitam telah menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan gas ke Eropa. Sebagian besar gas Rusia yang diekspor ke Uni Eropa akan dikapalkan dari Ukraina. Selain itu, Rusia juga diperkirakan akan menjadi eksportir Jagung terbesar ketiga dunia setelah AS dan Brazil dan eksportir Gandum keenam dunia, dimana pengkapalan ekspornya akan melalui Ukraina pula.

Untuk menghubungi penulis, tambahkan dan follow akun twitter @hqeem

facebookgoogle_plusredditpinterestlinkedinmail


Sumber: http://financeroll.co.id/feed/

Speak Your Mind

*

*