Krisis Politik Kian Bebani Bursa Saham Asia

INILAHCOM, Beijing – Investor di bursa saham Asia juga merespon negatif ketegangan politik yang kian melebar antara AS dan Korea Utara.

Hal yang sama juga terjadi pada bursa saham AS di Wall Street pada perdagangan Selasa (18/4/2017) waktu AS. Dari Eropa, PM Inggris, Theresa May mengimumkan tentang pemilu pada bulan Juni. Pemilu tersebut untuk menguatkan posisinya dalam proses negosiasi untuk meninggalkan Uni Eropa. Sentimen ini membebani pasar bersama dengan kekhawatiran terhadap perang yang melibatkan Korea Utara, Suriah dan Rusia.

Bursa saham China memotori penurunan pada Jeda siang. Indeks Shanghai turun 1 persen. Sedangkan indeks ASX turun 0,5 persen, indeks Nikkei lebih positif 0,07%, untuk indkes Kospi turun 0,6%.

“Ii sedikit risiko bagi pasar dan kekhawatiran geopolitik di benak investor,” kata Christoffer Moltke-Leth, direktur perdagangan penjualan global di Saxo Capital Markets seperti mengutip marketwatch.com.

Pelemahan juga terjadi pada indeks Hang Seng 0,4% melanjutkan pelemahan empat hari sebelumnya. Pelemahan indeks juga bersamaan dengan tingkat likuiditas pasar yang rendah. Transaksi investor di bursa Shanghai dan bursa Shenzhen hanya 113 juta dolar Hong Kong atau setara dengan US$14,5 juta pada Selasa kemarin. Nilai transaksi ini terendah sejak Shenzhen-Hong Kong diluncurkan pada akhir tahun lalu.

Dari pasar mata uang, pound jatuh setelah reli 2 persen terhadap dolar AS usai PM Ingris mengumumkan pemilu pada Juni mendatang. Sementara itu, Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan, pemerintah akan menjaga nilai tukar yuan stabil dan pada tingkat kesempbangan yang wajar.

Perusahaan asing bersedia untuk menandatangani perintah yang lebih jangka panjang. Mereka memiliki harapan untuk yuan yang stabil. Li mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa malam. Ekspor China naik 8,2% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya dan impor melonjak 24%. yuan naik 0,9% tahun ini terhadap dolar AS.
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*