Krisis Ekonomi Ancam Cina. Benarkah?

Perekonomian Cina di triwulan pertama tahun 2014 ini secara umum menunjukkan kinerja yang melambat. PDB Cina YoY terakhir adalah 7.40%, turun sedikit dari periode sebelumnya 7.70%. PDB dalam 2 tahun terakhir stabil di kisaran angka 7 persenan.

Mengiringi hal ini, sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran potensi krisis ekonomi Cina, terutama dengan adanya indikasi terjadinya bubble pada sektor keuangan, yaitu dengan menggelembungnya hutang di Cina.
Benarkah Cina menghadapi krisis yang akan dipicu oleh jebolnya sektor moneter di negara ini?

Menanggapi hal ini Mr. Changyong Rhee, Direktur International Monetary Fund’s Asia and Pacific Department, mengatakan bahwa kendati potensi krisis tetap ada secara probabilita, namun demikian kemungkinan tersebut sangatlah kecil.

Direktur International Monetary Fund’s Asia and Pacific Department menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keyakinannya bahwa ekonomi Cina masih sangat kuat.

1. Hutang luar negeri Cina relatif sedikit. Memang benar bahwa terjadi penggelembungan kredit di negara ini, namun demikian pinjaman luar negerinya masih rendah. Data terakhir menunjukkan bahwa total foreign debt hanya menunjukkan angka 9% dari GDP.

2. Hutang Pemerintah Cina juga sangat rendah. Dikemukakan bahwa defisit anggaran pemerintah Cina Pusat sangatlah kecil yaitu sekitar 2.1% dari GDP. Dan gabungan hutang pemerintah pusat serta pemerintah provinsi secara keseluruhan hanya sekitar 53% dari GBP. Relatif rendah jika dibandingkan dengan AS yang mencapai sekitar 100% GDP dan Jepang yang mencapai 240% GDP.

3. Pertumbuhan Cina yang melambat, merupakan hal yang sudah terencana oleh pemerintah Cina, dan merupakan bagian dari fase transformasi ekonomi Cina yang sedang berusaha mengurangi ketergantungan pembangunan dari kinerja ekspor dan investasi pada properti dan industri berat.

Indra Yudistira/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*