Kredit Melambat, BNI Jaga Likuiditas

INILAHCOM, Jakarta – Perbankan mulai melakukan pengetatan penyaluran kredit karena untuk menjaga kualitas kredit.

Akibat banyak perbankan mengerem kredit, pertumbuhan industri perbankan akan sulit di atas 10%. Rata rata pertumbuhan industri akan kisaran 7 – 9% hingga akhir 2016.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, pertumbuhan kredit BNI akan berusaha di atas industri. Konsistensi itu sudah tercermin pada realisasi penyaluran kredit pada semester 1 – 2016, tumbuh sebesar 23,7% dari Rp288,72 triliun menjadi Rp357,22 triliun.

“Pertumbuhan kredit BNI secara yoy diatas pertumbuhan industri. Jadid inflasi yang rendah tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit,” kata dia di Jakarta, Minggu (15/9/2016).

Dari segi target total pertumbuhan kredit hingga akhir tahun sebesar 15-17%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) diproyeksikan di kisaran 14-16%. Untuk menjaga rasio Loan to Deposit (LDR), target pertumbuhan DPK lebih rendah dari pertumbuhan kredit.

Sementara mengantisipasi berbagai kebijakan Fed, sambung dia, BNI akan menjaga likuiditas secara solid. Meskipun indikator kenaikan suku bunga Fed tidak terjadi pada September 2016.

Diketahui, sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan bisa naik hingga 2,5%—2,7% karena sudah revaluasi aset menjadi 19-21% dari CAR sebelumnya di posisi 17%. Total revaluasi aset akhir 2015 lalu, menjadi Rp12,2 triliun aset BNI. “Untuk mengantisipasi kenaikan fed rate, BNI menjaga likuiditas pada tingkat yang aman,” katanya. [hid]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*