Selama ini, Kanada merupakan eksportir minyak besar di dunia. Harga minyak yang turun hingga 50% sejak pertengahan 2015, sekarang di bawah US$ 50 per barel, menjadi bencana bagi perekonomian negara ini.
Data resmi badan statistik Kanada yang dilansir dari CNN, Rabu (2/9/2015) menyebutkan, ekonomi Kanada di kuartal II-2015 turun 0,5%. Sebelumnya di kuartal I-2015, ekonomi negara ini turun 0,8%. Secara teknis, negara yang ekonominya minus dalam dua kuartal berturut-turut berarti dalam kondisi resesi ekonomi.
Harga minyak dunia terus mengalami penurunan yang drastis, akibat lesunya perekonomian dunia, dan membuat permintaan menurun. Sementara pasokan minyak terus bertambah.
Situasi ini membuat pendapatan Kanada dari ekspor minyak turun drastis. Belum lagi, sejumlah perusahaan energi terpaksa memangkas jumlah pekerjanya, karena kegiatan pengeboran harus dikurangi akibat turunnya harga minyak.
Tak hanya soal minyak, kondisi sektor properti di Kanada juga sudah ‘kepanasan’ karena harga yang tinggi. Kredit sektor perumahan sudah terlalu tinggi. Bank sentral negara ini sudah menurunkan suku bunga acuannya dua kali untuk mendorong perekonomian.
Kejatuhan ekonomi Kanada ini menjadi ancaman bagi banyak perusahaan di Amerika Serikat (AS), yang menjadi negara tetangganya. Karena Kanada merupakan pasar ekspor terbesar AS, besarannya 20% dari total ekspor AS.
(dnl/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
—
Distribusi: finance.detik
Speak Your Mind