Konfrensi Asia-Afrika : Presiden Jokowi Kritik Lembaga Keuangan Internasional Dan PBB


shadow

FINANCEROLL – Jakarta, Presiden Joko Widodo mengkritik sejumlah lembaga internasional. Selain PBB, Presiden juga mengkritik keberadaan dua lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF.

Dalam pidato sambutan pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (22/4) pagi,
Presiden Joko Widodo juga menyinggung masalah ketidakadilan tatanan ekonomi dunia.

Menurut Presiden, saat ini hanya 20% negara yang bisa menikmati kekayaan, sementara selebihnya tidak menikmati kekayaan atau keseimbangan. Ia menyebutkan, ada 20 negara kaya. Sementara 1,2 miliar jiwa tidak berdaya dalam kemiskinan.

Negara-negara kaya, kata Presiden Jokowi, seakan punya posisi yang lebih superior dan menentukan perekonomian global.

Karena itu, Presiden Jokowi menyerukan perlunya dilakukan reformasi arsitektur keuangan dunia, dengan menghilangkan dominasi kelompok negara atas negara lain.

“Hari ini dan hari esok, kita berkumpul di Jakarta untuk menjawab ketidakadilan dan ketidakseimbangan itu. Hari ini dan hari esok, rakyat kita menanti jawaban terhadap persoalan yang mereka hadapi. Hari ini dan hari esok, dunia menanti langkah-langkah kita,” ungkapnya.

Reformasi keuangan global itu, lanjut Presiden Jokowi, harus memberikan pengakuan dan ruang bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru, serta membuang anggapan bahwa masalah ekonomi dunia hanya dapat diselesaikanoleh Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Asian Development Bank (ADB).
“Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB adalah pandangan usang yang perlu dibuang,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan, bahwa pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan internasional itu, dan negara-negara Asia Afrika wajib membangun sebuah tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru.

“Kita mendesak dilakukannya reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan dominasi kelompok negara atas negara-negara lain,” ucap Presiden Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif, yang dijalankan secara adil dan bertanggungjawab.
Ia menegaskan, Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang sedang bangkit, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di muka bumi, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia siap memainkan peran global sebagai kekuatan bagi perdamaian dan kesejahteraan.

“Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan cita-cita mulia itu,” ungkap Jokowi.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*