Kondisi Ekonomi Restui Pencapresan Jokowi

Financeroll – Selain politisi tapi juga pengamat politik, akademisi, hingga pelaku ekonomi, ikut mengomentari perihal kepastian Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju sebagai calon presiden.

Terlebih, kondisi ekonomi seakan memberikan respons positif dan seolah merestui Jokowi untuk maju menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 4.878 atau menguat tajam sebanyak 152 poin. Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 7,48 triliun. Nilai tukar Rupiah ikut menguat 11 poin ke level Rp 11.375 per USD. Fenomena-fenomena itu terjadi sesaat setelah Jokowi untuk pertama kalinya menyatakan kesiapannya bertarung di pilpres.

Direktur INDEF melihat fenomena penguatan IHSG maupun nilai tukar tidak murni terpengaruh situasi politik dan faktor pencapresan Jokowi. Lebih melihat bahwa penguatan IHSG dan Rupiah didorong kondisi ekonomi yang membaik. Namun ada ketidakyakinan jika penguatan ini akan bertahan lama.

Jadi apa yang sekarang terjadi di ekonomi Indonesia yang sedang membaik, di mana kinerja investasi dan sektor riil membaik. Tetapi penguatan IHSG dan Rupiah ini bukan faktor fundamental. Jadi memang respons pasar saja.

Walaupun ada sentimen politik berpengaruh ke pelbagai sektor, termasuk ekonomi. Meski demikian diharapkan semua pihak bisa menjaga agar panasnya suhu politik tidak mengganggu stabilitas ekonomi saat ini.

Tetapi yang terjadi saat ini kebanyakan dari sentimen politiknya, dimana sentimen politik ini penuh dengan ketidakpastian, selalu ada perubahan dalam dinamikanya. Itu yang justru harus diwaspadai. Karena saat ini ekonomi sedang stabil, jangan sampai sentimen ekonomi bisa berubah.

Jangan sampai ekonomi negara ini justru dijadikan momentum dengan berbagai macam kepentingan.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*