Komoditi Unggulan Tampil Impresif

Pada sepanjang sesi transaksi hari Rabu kemarin, Emas sukses mempertahankan ritme bullish, kendati pola kenaikannya masih bergradasi. Faktor katalis peforma apik Emas kemarin adalah publikasi data US Durable Goods Orders, yang secara tidak terduga menurun pada bulan Februari; sementara untuk item Core Durable Goods Orders juga anjlok.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat, melaporkan bahwa total order durable goods, termasuk item transportasi, melorot  sebesar (-1.4%) pada bulan Februari. Melenceng dari ekspektasi naik 0.4%. Data revisi untuk bulan Januari juga mengalami penurunan, yaitu naik hanya  2.0% dari kenaikan 2.8%.

Untuk item total order core durable goods, turun tipis (-0.4%) pada bulan Februari, juga tidak selaras dengan estimasi naik 0.3%. Pada bulan Januari,  data core durable goods orders juga anjlok (-0.7%)

Potret buram data US Durable Goods Orders tersebut segera memercikan pesimisme di ranah pasar uang dan komoditi bahwa kebugaran ekonomi AS mulai terancam, sehingga dijadikan momentum oleh para trader dan investor untuk mendekap Emas. Kemarin, Emas meraih level puncak 1199.55 dan ditutup pada level 1195.10, setelah sebelumnya mengalami koreksi minor menuju level low 1186.55.

Sementara Perak tercatat menuai level high 17.13 dan level low 16.84, serta diakhiri pada level 16.96

Di sisi lain, penampilan  Minyak mentah juga nampak impresif, bahkan terlihat berlanjut hingga sesi transaksi  pasar Asia hari ini. Kendati data stok minyak mentah Amerika Serikat nampak melimpah, sebagaimana laporan EIA (Energy Information Administration), yaitu melonjak 8.2 juta barrel untuk data akhir pekan 21 Maret. Dan merupakan level stok tertinggi dalam 80 tahun dengan kenaikan bersinambung selama 11 pekan terakhir. Para analis menyodorkan prediksi naik sebesar 5.1 juta barrel.

Pertempuran di Yaman telah meningkatkan kecemasan keamanan berkenaan dengan  pengapalan minyak mentah dari Timur Tengah. Proxy War adalah idiom yang dikhawatirkan para analis yang akan mengguncang Semenanjung Arab, ladang minyak terbesar di dunia, jika konflik berlanjut antara Arab Saudi dan Iran.

Faktor geopolitik tersebut menjadi pelecut kenaikan minyak mentah menuju level  49.43 dan ditutup pada level  48.98. Dan hingga kini minyak mentah terus merayap menggapai level 49.87.

Kinerja impresif Emas dan Perak pada malam nanti kembali akan diuji antara lain oleh publikasi data berkategori sangat sensitive,  yaitu US Unemployment Claims dengan perkiraan sama dengan sebelumnya, yaitu 291.000 dan akan dirilis jam 19.30 WIB, disusul oleh oleh testimony dari Presiden Federal Reserve dari Bank Atlanta, yaitu Dennis Lockhart pada pukul 20.00 WIB dalam perhelatan “Economic Outlook and Monetary Policy “ di Detroit.

Sedangkan, setiap detak perkembangan geopolitik di kawasan Yaman dan sekitarnya akan menjadi titik atensi para trader dan investor minyak mentah. Area 50.10-50.80 merupakan level-level resisten yang mesti dicermati.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*