Pada sepanjang sesi transaksi hari Selasa kemarin, Emas sukses menggapai level puncak dalam lima pekan , yaitu 1255.15 pada saat para trader dan investor menarik kembali estimasi atas kemungkinan Fed mendongkrak suku bunga
Sejatinya dalam dua pekan terakhir, Emas nampak menjejaki grafik
naik setelah para perancang kebijakan keuangan Amerika Serikat menyatakan melambatnya ekonomi luar negeri berimplikasi pada prospek ekonomi Amerika Serikat. Presiden Fed St Louis, James Bullard pekan kemarin menandaskan bahwa Fed semestinya mempertimbangkan untuk menunda rencana mengakhiri pembelian obligasi.
Pesan Bullard memuat isyarat implisit bagi para trader dan investor bahwa Fed akan melanjutkan kebijakan suku bunga rendah. Indikasi tersebut segera membuka peluang bagi Emas dan logam mulia lainnya, termasuk Perak untuk merajut grafik naik. Kemarin, Perak tampil cukup impresif dan sempat menyentuh level puncak 17.64 sebelum ditutup pada level 17.50
Di sisi lain, Minyak Mentah juga sempat terangkat performanya menyusul publikasi data dari Beijing, yaitu GDP Tiongkok yang melaju 7.3% pada kuartal Juli-September. Data tersebut lebih bagus ketimbang prediksi tengah yang disodorkan oleh para analis, yaitu 7.2%. Bagusnya data pertumbuhan ekonomi Tiongkok memberi harapan baru bahwa permintaan minyak mentah oleh Tiongkok akan turut menguat, sehingga direspon dengan menggiring harga minyak mentah menyapa level 83.26 pada hari Selasa kemarin
Performa Emas dan Perak pada hari ini akan ditentukan oleh data US CPI dan Core CPI yang akan dirilis pada jam 20.30 WIB, dengan estimasi 0.0% dari -0.2% untuk CPI dan untuk Core CPI, naik 0.2% dari 0.0%. Sementara performa Minyak Mentah akan diuji oleh data USD Crude Oil Inventories yang akan dipublikasikan pada jam 22.30 dengan perkiraan turun menjadi 2.8 juta barrel dari 8.9 juta barrel
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind