Komoditas Tunggu Data Perdagangan Tiongkok

shadow

Financeroll – Harga emas stabil pada sesi Asia di Senin pagi menjelang data perdagangan Tiongkok yang diperkirakan akan berimbas pada perdagangan emas di kawasan Asia. Jepang telah merilis data pesanan mesin inti yang menunjukkan angka yang lebih baik dari perkiraan. Bank sentral Jepang juga dijadwalkan untuk mempublikasikan risalah pertemuan kebijakan terbaru.

Pada divisi Comex New York Mercantile Exchange, emas berjangka untuk pengiriman Juni melemah tipis 0,02% menjadi $1.207,00 per troy ounce. Perak untuk pengiriman Mei naik 0,07% menjadi $16,45 per troy ounce.

Tiongkok akan merilis data mengenai neraca perdagangan dengan ekspor terlihat naik 12,0% year-on-year pada bulan Maret, impor turun 11,7% dan neraca perdagangan surplus 45,35 milyar dolar. Selain data perdagangan, para pedagang juga menunggu data ekonomi Tiongkok dalam pekan ini, termasuk laporan kuartal pertama produk domestik bruto dan data produksi industri.

Di Jum’at lalu, harga emas naik untuk pertama kalinya dalam empat sesi, di tengah spekulasi data-data penting Amerika Serikat minggu ini akan menambah bukti bahwa ekonomi negara tersebut melambat pada kuartal pertama. Pada minggu ini, pasar akan menunggu laporan penjualan ritel Amerika Serikat, serta laporan inflasi dan sentimen konsumen, untuk menjadi indikasi lebih lanjut pada kekuatan ekonomi negara itu. Emas berjangka naik lebih dari 5% sejak menyentuh level terendah baru-baru ini di $1.140,60 pada 17 Maret, dengan adanya indikasi bahwa ekonomi AS melambat pada kuartal pertama. Kondisi ini  semakin meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga sampai akhir 2015. Penundaan langkah menaikkan suku bunga akan dilihat bullish bagi harga emas.

Sementara itu harga minyak mentah sedikit lemah pada awal Asia hari ini dengan fokus pada data perdagangan dari Tiongkok. Pedagang minyak juga menunggu data-data Tiongkok yang sama seperti yang ditunggu para pedagang emas. Amerika Serikat dan Tiongkok adalah dua negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah untuk pengiriman Mei turun 0,28% menjadi $51,56 per barel. Pekan lalu, minyak mentah berjangka berakhir lebih tinggi pada hari Jumat, setelah data menunjukkan bahwa jumlah rig pengeboran di Amerika Serikat semakin berkurang. Penelitian Baker Hughes memaparkan jumlah rig pengeboran minyak di Amerika Serikat turun sebesar 42 pekan lalu menjadi 760. Ini adalah minggu ke-18 dari trend penurunan jumlah rig dan menjadi penurunan terbesar dalam sebulan. Para pelaku pasar terus memantau jumlah rig yang menyusut dalam beberapa bulan terakhir sebagai petunjuk bagi pengurangan banjir pasokan minyak mentah yang mengalir ke pasar dunia.

Di tempat lain, di ICE Futures Exchange di London, Brent untuk pengiriman Mei menguat $1,30, atau 2,3%, berakhir di $57,87 per barel pada penutupan perdagangan. Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar ekspor minyak mentah Iran bisa memakan waktu beberapa bulan setelah kesepakatan sementara dihasilkan dari perundingan nuklir antara Teheran dan kekuatan Barat belum lama ini. Pasokan dari Iran ini bisa membebani harga minyak mentah dunia. (Tata Suharta – Financeroll)

Untuk berlangganan sinyal trading premium dan pemasangan iklan hubungi pin BB 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*