Kisruh KPK-Polri Juga Bikin Rupiah Loyo

Jakarta -Nilai tukar rupiah belum bisa menunjukkan taringnya beberapa hari terakhir ini. Banyak faktor yang membuat mata uang Garuda loyo.

Faktor eksternal memang dominan dalam membuat rupiah melemah, yaitu rencana bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), menaikkan tingkat suku bunga.

Rencana naiknya suku bunga ini menjadi sinyal bahwa ekonomi AS sudah pulih lebih cepat dari prediksi sehingga nilai tukarnya makin menguat.

Sementara dari dalam negeri, Ekonom Anton Gunawan, menilai kisruh politik antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga menyumbang sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Soal KPK-Polri, sejak masuknya Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan timnya ada satu visi atau paradigma yang mulai muncul di kalangan investor terutama asing, intervensi mulai meningkat, itu yang dirasakan,” kata Anton di acara Laporan Economic Insight Asia Tenggara Kuartal I-2015 oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) di Finansial Club Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Investor asing sudah mulai menduga ada banyak intervensi yang dilakukan oleh pihak-pihak di sekeliling Presiden Jokowi. Menurut Anton, hal ini membuat para investor tidak nyaman.

“Itu mulai mengganggu. Jadi harus mulai dilakukan reformasi birokrasi,” tandasnya.

Maka dari itu, Anton mengharapkan pemerintah bisa bersikap tegas atas kasus ini. Pada perdagangan hari ini dolar AS sempat sedikit menjinak di kisaran Rp 13.215, hingga siang ini posisi dolar AS ada di Rp 13.200.

(ang/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*