Kinerja Keuangan Tidak Istimewa, Saham SCMA Rawan Koreksi

Kinerja PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) tak terlalu istimewa selama 2013 kemarin. Pendapatan SCMA hanya tumbuh sekitar 10% sampai 15%. Angka pertumbuhan tersebut di bawah pertumbuhan industri yang tumbuh sekitar 15%. Pada 2012, pendapatan yang SCMA bukukan yakni Rp 2,24 triliun. Lalu di 2013, raihan pendapatannya sekitar Rp 2,46 triliun hingga Rp 2,57 triliun.

Pendapatan yang tumbuh di bawah rata-rata industri karena perseroan baru saja menyertakan PT Indosiar Karya Media Tbk (IMDK) dalam tatanan bisnisnya. Di tahun ini, SCMA akan terus mengembangkan konten bisnisnya untuk mendukung PT Surya Citra Televisi atau SCTV dan Indosiar. Malah, SCMA memproyeksikan bahwa pangsa audiens Indosiar bisa meraanjak naik di 2014.

Sekedar informasi, SCMA telah melakukan merger atau penggabungan usaha dengan IMDK. Namun, Dirjen Pajak menolak penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha tersebut. Adapun, penggabungan usaha tersebut mendapat restu Menteri Hukum dan HAM pada awal Mei 2013.

Sebenarnya, SCMA juga berencana mengembangkan zona digitalnya. Secara keseluruhan, Indosiar memegang zona 1 dan SCTV zona 14. Zona 1 itu meliputi Aceh dan Sumatera Utara. Sedangkan, zona 14 yakni Kalimatan Timur dan Kalimantan Selatan.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Selasa (18/3/14), saham SCMA dibuka tetap di posisi 3115, Frekuensi perdagangan awal saham SCMA cukup ramai dengan volume perdagangan mencapai 105 ribu lot saham dan terus bertambah.

Melihat indikator teknikal, harga saham SCMA sejak awal pekan lalu terus menguat dan saat ini sudah masuki masa jenuh beli dan rawan terkoreksi dimana indikator MA yang mulai menjauhi bolinger band tengah dan candle juga berada mendekati BB tengah yang terlihat melebar, sementara stochastic yang sejak 2 minggu lalu masuk area jenuh beli bergerak di level 80%

Hal ini mengindikasikan harga SCMA saat ini jenuh beli dan berpotensi terkoreksi. Indikator ADX bergerak menguat ketika  +DI menunjukan bergerak turun di posisi 35. Dengan kondisi teknikalnya, maka diperkirakan harga masih akan kembali mendekati MA  di area support Rp 2933 hingga resistance Rp 3187.

 

Regi Fachriansyah /Junior Analyst Equity Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*