Kinerja di Atas Rata-rata, Bank BTN Terus Bersolek

INILAHCOM, Jakarta – Per 30 September 2016, perolehan laba bersih
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencapai Rp1,6 triliun, atau tumbuh 32,6% ketimbang periode sama di 2015 yang mencapai Rp1,2 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, secara keseluruhan pencapaian kinerja Bank BTN memuaskan. Angkanya diatas rata-rata industri perbankan nasional. “Kami optimis akan dapat mempertahankan laju pertumbuhan dan mencapai target akhir 2016,” kata Maryono dalam paparan kinerja Bank BTN di Jakarta, Senin (24/10/2016).

Ya, Maryono benar. Pertumbuhan laba bank yang berkantor pusat di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat ini, bisa melampaui rata-rata perbankan nasional sebesar 9,14%. Di mana, kontribusi laba perseroan berasal dari pendapatan bunga bersih dan fee based income.

Masih menurut Maryono, perlambatan ekonomi yang berdampak pada melambatnya kredit serta menjulangnya kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), bukan halangan bagi Bank BTN untuk terus meningkatkan kinerjanya.

“Bank BTN tetap mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit yang tinggi dengan kualitas baik. Yang ditandai dengan penurunan NPL secara konsisten,” terang Maryono.
 
Dilaporkan, aset Bank BTN senilai Rp197,3 triliun, atau tumbuh 18,8% dari posisi 2015 sebesar Rp166 triliun. Sementara, rata-rata industri perbankan per Agustus 2016, asetnya tumbuh 6,2%.

Sementara kredit dan pembiayaan Bank BTN tumbuh 16,9% dari Rp131,6 triliun (2015) menjadi Rp153,8 triliun pada 30 September 2016. Angka ini di atas rata-rata industri perbankan nasional per Agustus 2016 sebesar 6,8%.

Bank BTN memproyeksikan kredit yang diberikan perseroan bisa semakin subur sampai akhir 2016. Untuk dana pihak ketiga Bank BTN mengalami pertumbuhan 18,5% dari Rp124,5 triliun (2015) menjadi Rp147,5 triliun (2016).

Pertumbuhan DPK ini disawer dari produk Giro yang tertinggi. Capaian ini di atas rata-rata industri perbankan nasional yang pada Agustus 2016 mencapai 5,6%.  

Sementara pendapatan bunga (interest income)  Bank BTN pada triwulan III-2016 sebesar Rp12,8 triliun, atau tumbuh 12,8% dari posisi yang sama 2015 sebesar Rp11,4 triliun.

Sedangkan Net Interest Income (NIM) Bank BTN tercatat Rp5,5 triliun pada triwulan III-2016, atau meningkat 12,9% dibandingkan periode sama di 2015 sebesar Rp5 triliun.

Jaga NPL

Ditengah-tengah trend NPL industri perbankan nasional yang meningkat, Bank BTN terus menjalankan komitmen untuk menurunkan NPL sampai akhir 2016. ”Proses untuk menekan NPL itu sudah dapat dilihat dari NPL perseroan yang berada pada 3,6 persen, atau turun dari NPL posisi yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,5 persen,” kata Maryono.

Upaya menggerus NPL, lanjutnya, ditempuh korporasi dengan sejumlah langkah. Semisal, perbaikan proses kredit (front end),
intensifikasi dan perbaikan proses  collection  (middle end), restrukturisasi kredit dan percepatan eksekusi (recovery)
agunan kredit bermasalah (back end). “Sampai dengan akhir tahun 2016 BTN target NPL akan berada di bawah 3 persen,” paparnya.  

Oleh karena itu, lanjut Maryono, Bank BTN tetap fokus pada program recovery asset agar kualitas kredit membaik. Sampai 30 September 2016, Bank BTN telah melakukan recovery asset sebesar Rp964 miliar.

Kata Maryono, Bank BTN konsisten kepada core business Bank BTN agar tetap konsisten terhadap core business di bidang pembiayaan perumahan. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan pangsa pasar 32,8% per 30 Juni 2016. Dan, porsi pembiayaan perumahan masih mendominasi dengan komposisi 91% atau setara Rp140,1 triliun dari total kredit yang disalurkan sebesar   Rp153,8 triliun.  

Sementara sisanya yang 9%, atau sebesar   Rp13,7 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan. Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 34,0% atau sebesar Rp52,3 Triliun disalurkan untuk KPR subsidi. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*