Kinerja Awal Tahun Kurang Memuaskan, Saham GIAA Kian Tertekan

Sepanjang kuartal I-2014, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), membukukan pendapatan operasi sebesar USD807,3 juta atau cenderung stagnan dibanding priode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD807,2 juta.

Perseroan mengatakan, kinerja keuangan perseroan pada kuartal I/2014 masih dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD dan masih tingginya harga bahan bakar.

Selain itu, meningkatnya kompetisi di pasar internasional dan investasi yang dilaksanakan Garuda berkaitan dengan program pengembangan armada dan proses pengembangan Citilink sebagai low cost carrier yang beroperasi secara mandiri. Pada tiga bulan pertama tahun ini, income for current period perseroan tercatat negatif USD163,9 juta, turun dari USD33,7 juta pada kuartal I/2013.

Untuk mendukung program pengembangan jaringan tersebut, pada tahun 2014 ini Garuda akan mendatangkan sebanyak 27 pesawat baru terdiri dari dua pesawat B777-300, empat pesawat  A330, 12 pesawat B738, tiga pesawat CRJ dan enam pesawat ATR 72-600.

Dengan pengambangan armada tersebut, maka pada akhir 2014 nanti Garuda Indonesia Group akan mengoperasikan sebanyak 169 pesawat dengan usia rata-rata 4,5 tahun.
Sepanjang kuartal I/2014, Garuda Indonesia telah menerima tiga pesawat baru, dua Boeing 737-800NG dan 1 ATR72-600. Per 31 Maret 2014, Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 141 armada dengan usia rata-rata 5,8 tahun.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham awal bulan ini, Jumat (2/5/14), saham GIAA dibuka turun 1 poin ke level 460. Dengan pergerakan harga dikisaran 459-460. Volume awal perdagangan saham GIAA mencapai 800 lot saham dan terus bertambah.

Melihat indikator teknikal, harga saham GIAA saat ini terus masuk dalam tren pelemahan sejak awal bulan lalu. Dimana indikator MA terus bergerak turun menuju bolinger band bawah. Dan candle yang telah menembus BB bawah. Selain itu indikator stochastic menunjukan harga yang berada pada zona jenuh jual dan cenderung stagnan.

Sementara itu indikator ADX bergerak menguat ketika  +DI menunjukan bergerak melemah di level 23, hal ini menunjukan efek penguatan GIAA akan segera berkurang. Diprediksi GIAA masih akan lanjutkan pelemahan terlebih melihat adanya sentimen negarif dari kondisi fundamental. Dengan kondisi fundamental dan teknikalnya, maka harga bergerak di level support Rp 437 hingga resistance Rp 498.

 

 

Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens

 


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*