Kinerja AirAsia Menjelang IPO


shadow

Financeroll – Rencana penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) PT Indonesia AirAsia pada tahun depan digaungkan oleh pemilik AirAsia Berhad, Tony Fernandez.

Dikutip dari laman resmi AirAsia, disebutkan, AirAsia Indonesia didirikan pada tanggal 8 Desember 2004, melalui kerjasama patungan antara AirAsia International Ltd. dan PT Awair International. AirAsia Indonesia awalnya dikenal sabagai Awair.

Pada 9 September 2005, maskapai tersebut secara resmi berganti nama menjadi PT Indonesia AirAsia. AirAsia Indonesia beroperasi dari 5 cabang yakni Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan Medan. Saat ini, AirAsia mengoperasikan armada 29 Airbus A320.

Mengacu pada laporan keuangan AirAsia Berhad pada kuartal IV/2014 yang dipublikasikan di Bursa Efek Malaysia, emiten berkode saham AIRA tersebut masih menggenggam 49% saham Indonesia AirAsia.

Sepanjang tahun lalu, Indonesia AirAsia berhasil mengantongi pendapatan Rp6,34 triliun naik 9,31% dibandingkan dengan setahun sebelumnya Rp5,8 triliun. Namun, kenaikan pendapatan tersebut juga diimbangi oleh bertambahnya biaya operasional perseroan.

Untuk itu, Indonesia AirAsia mengalami rugi setelah pajak sebesar Rp856,33 miliar atau naik 129,02% dibandingkan kerugian setelah pajak setahun sebelumnya Rp373,91 miliar.

Kenaikan beban tertinggi diantaranya biaya sewa pesawat menjadi Rp1,18 triliun, melonjak 37,19% dibandingkan dengan biaya sewa pesawat setahun sebelumnya.

Hingga 31 Desember 2014, total Indonesia AirAsia mencapai Rp4,42 triliun, lebih rendah 2,85% dari setahun sebelumnya Rp4,55 triliun. Liabilitas perseroan naik 11,77% menjadi Rp6,93 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp6,2 triliun.

Indonesia AirAsia tercatat menerbangkan 7,85 juta penumpang sepanjang tahun lalu. Jumlah penumpang itu berkurang 3.310 orang dibandingkan realisasi jumlah penumpang tahun sebelumnya.

Meskipun jumlah pesawat yang dioperasikan tahun lalu tidak berubah dibandingkan 2013 sebanyak 30 pesawat, namun penurunan jumlah penumpang disebabkan oleh berkurangnya jumlah penerbangan perseroan menjadi 55.796 kali dibandingkan 2013 sebanyak 57.301 kali akibat penutupan rute yang tidak produktif.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*