Kilau emas di saat Greenback lemas

JAKARTA. Harga emas reli selama empat hari perdagangan berturut-turut. Sinyal dovish¸ terkait rencana kenaikan suku bunga yang dihembuskan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed memberikan tenaga tambahan bagi si kuning.

Data Bloomberg Selasa (24/3) pukul 18.30 WIB memperlihatkan, harga emas kontrak pengiriman April 2015 di Commodity Exchange naik 0,47% menjadi US$ 1.193,30 per ons troi. Sepekan terakhir, harga tumbuh 3,93%.

Analis PT Millenium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, untuk sementara harga emas keluar dari tekanan dollar AS. Penyebabnya, hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) akhir pekan lalu tak memberikan penegasan waktu kenaikan suku bunga. 

Lalu kemarin, Wakil Gubernur The Fed, Stanley Fischer mengatakan, kenaikan suku bunga baru akan dilakukan pada akhir tahun 2015 atau lebih lambat dari ekspektasi pelaku pasar.
Pernyataan tersebut memicu indeks dollar AS pada Selasa (24/3) pukul 18.50 WIB turun 0,28% menjadi 96,75. “Ini menjadi sinyal positif bagi emas untuk sementara waktu,” kata Suluh.

Inflasi Amerika

Tapi Suluh melihat, pergerakan harga logam mulia rawan koreksi terpengaruh oleh berbagai data perekonomian AS pekan ini. Data ekonomi AS berpotensi mengerek kembali indeks dollar.

Data tersebut di antaranya adalah consumer price index (CPI) dan Core CPI yang dirilis kemarin malam. Suluh berasumsi, jika data tersebut positif, kemungkinan bisa berkontribusi terhadap penguatan dollar AS, sehingga harga emas bisa terkoreksi. Sebaliknya jika hasilnya negatif, emas akan kembali naik.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Vidi Yuliansyah juga bilang,   fokus utama pasar lebih ke data ekonomi AS. Data inflasi akan memberi sinyal kenaikan suku bunga The Fed. Diprediksi, data CPI AS bulan Februari 2015 tumbuh 0,2% atau lebih baik dari sebelumnya yakni minus 0,7%.

Jika inflasi AS sesuai prediksi, maka harga emas bisa ikut naik. “Emas sebagai pelindung inflasi. Yang mana pergerakannya beriringan,” tambah Vidi.

Selanjutnya Kamis (26/3), AS akan mengumumkan klaim pengangguran mingguan yang diprediksi mencetak hasil positif  “Peluang koreksi harga emas terbuka pada Kamis nanti,” kata Suluh.

Namun secara teknikal harga emas berpeluang naik. Menurut Suluh, harga masih bertengger di atas moving average (MA) 50 dan MA 100. Moving average di area positif 144. Relative strength index (RSI) di angka 57% dan stochastic di level 66%. “Semua indikator teknikal positif mengindikasikan harga berpeluang naik, tapi dari segi fundamental potensi koreksi terbuka” kata Suluh.

Adapun menurut Vidi, harga emas bisa melanjutkan koreksi pada Rabu (25/3) karena saat ini sudah berada di area jenuh beli (overbought). 

Hari ini Suluh memprediksikan, harga emas bergerak di kisaran support US$ 1.178-US$ 1.162 dan resistance US$ 1.200–US$ 1.218 per ons troi.  Vidi memperkirakan, sepekan mendatang, harga emas di antara US$ 1.175-US$ 1.210 per ons troi.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*