Keterpurukan Harga Minyak Belum Berakhir

shadow

Financeroll – Sekitar sebulan lalu, beberapa pedagang menyerukan bahwa masa-masa buruk sudah berakhir untuk minyak. Harga kembali normal ke sekitar $ 60, dengan sektor energi kokoh saat mendekati akhir kuartal kedua.

Pada bulan Juli, semua taruhan ditarik lagi saat minyak mentah turun tajam mendekati posisi terendah enam bulan, turun sekitar 20% hanya dalam hitungan minggu. Tapi, keterpurukan minyak masih jauh dari selesai, berikut beberapa alasannya:

AS adalah produsen minyak utama

Banjir pasokan masih terjadi meskipun adanya pengurangan produksi minyak dalam negeri baru-baru ini. Menurut badan Administrasi Informasi Energi AS, rata-rata produksi minyak mentah AS akan menjadi 9,5 juta barel per hari pada tahun 2015, dimana naik signifikan dari 8,7 juta pada tahun 2014, dan meskipun pemotongan jumlah pasokan akan menurunkan output ke level 9,3 juta barel per hari pada tahun 2016, menurut proyeksi EIA, itu masih jauh di atas tingkat pada tahun 2014.

Jumlah minyak sangat berlimpah di dunia

OPEC menolak mengurangi produksi mereka meskipun harga sudah rendah dan pasokan dari AS meningkat. Sebagian hal itu disebabkan karena negara-negara termasuk Arab Saudi, sekarang menjadi pesaing di pasar minyak, tetapi juga karena OPEC benar-benar tidak memiliki pilihan lain selain terus memasok.

Iran memiliki banyak cadangan minyak

Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk bagi minyak, setiap pelonggaran sanksi dengan Iran pasti akan membuat situasi menjadi lebih buruk.

Permintaan datar

Permintaan minyak tetap rendah bahkan ketika pasokan menguat. Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa pertumbuhan permintaan minyak global memuncak pada kuartal pertama tahun ini dan akan melambat sampai ke tahun 2016.(Edo Bramantio – Financeroll)

Untuk berlangganan sinyal premium dan pemasangan iklan, hubungi pin bb 53738CAB


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*