Ketegangan Ukraina Untungkan Rupiah

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 0,55%. Salah satunya dipicu oleh ketegangan di Ukraina yang memperlemahan dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 64 poin (0,55%) ke posisi 11.537 per dolar AS per 2 Mei 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 11.601 pada 25 April.

“Setelah mengalami pelemahan, laju nilai tukar rupiah mampu kembali ke zona hijau sepanjang pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities kepada INILAHCOM, di Jakarta, akhir pekan ini.

Laju nilai tukar rupiah di awal pekan kemarin, lanjut dia, mampu melanjutkan penguatan berbanding terbalik dengan laju IHSG yang terpuruk ke zona merah. “Adanya rilis kinerja dari beberapa emiten yang di bawah estimasi dan rilis penurunan markit services PMI AS, serta masih adanya potensi ketegangan di Ukraina memberikan tambahan sentimen negatif bagi dolar AS,” ujarnya.

Pelaku pasar, lanjut dia, cenderung wait & see terhadap rilis data terkait pending home sales dan ekspektasi atas data AS lainnya sehingga memberikan tekanan pada laju dolar AS. “Rupiah pun memanfaatkan kondisi tersebut untuk bergerak naik,” papar dia.

Laju nilai tukar rupiah jelang libur May Day bergerak dalam zona hijau seiring respons pelaku pasar terhadap rilis lebih rendahnya CB consumer confidence dan Case Shiller Home price AS yang membuat nilai dolar AS bergerak melemah. “Belum terlalu kuatnya data-data ekonomi AS membuat banyak spekulasi di pasar akan tertundanya pemangkasan stimulus sehingga nilai dolar AS melemah,” tandas dia.

Kondisi pelemahan dolar AS dimanfaatkan oleh laju mata uang lainnya, termasuk rupiah untuk menguat. “Terapresiasinya rupiah juga didukung pernyataan World Bank yang menanggapi positif adaptasi pengelolaan risiko Indoneisa,” tuturnya.

Sepanjang pekan, rupiah bertahan di atas target support 11.617 dalam rentang 11.605-11.528 berdasasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). “Rupiah akhirnya mampu bertahan dari potensi pelemahannya,” timpal Reza.

Di pekan depan, Reza mengharapkan, rilis Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dapat membuat rupiah mampu mempertahankan kenaikannya. “Dengan catatan, rilis GDP tersebut sesuai dengan perkiraan pelaku pasar,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*