Keputusan The Fed tak pengaruhi minyak

JAKARTA. Keputusan Federal Reserve (The Fed) menahan tingkat suku bunga tak mampu mengangkat pergerakan harga minyak.

Namun, harga minyak mengalami kenaikan selama sepekan setelah kekhawatiran kelebihan pasokan minyak di Amerika Serikat (AS) mereda.

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/9) pukul 16.15 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Oktober 2015 di bursa New York Merchantile Exchange turun 0,8% ke level US$ 46,52 per barel. Selama sepekan terakhir, harga minyak naik 4,2%.

Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, harga minyak tidak seperti harga komoditas lain yang naik setelah The Fed menahan tingkat suku bunga.

Pasalnya, keputusan The Fed membuat dollar AS melemah sehingga mengangkat harga komoditas.

“Tidak selalu pergerakan nilai tukar dollar AS dapat mempengaruhi minyak secara langsung,” ujarnya.

Menurut Suluh, data persediaan minyak merupakan faktor utama yang menggerakkan harga minyak.

Setiap pekan yakni di hari Rabu, Energy Informatioan Association (EIA) selalu memberikan rilis cadangan minyak AS.

Pekan ini, EIA merilis cadangan minyak mentah AS turun 2,1 juta barel menjadi 455,9 juta barel.

“Itu yang mendorong kenaikan minyak pada hari Rabu dan Kamis minggu ini,” lanjut Suluh.

Oleh karena itu, pergerakan minyak berikutnya akan tergantung pada kondisi pasokan dan permintaan global.

Namun, jika dilihat dari kondisi global, Suluh memperkirakan permintaan minyak belum akan membaik seiring dengan perlambatan ekonomi di China dan negara lainnya.

Editor: Adi Wikanto.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*